Jakarta – Harga Bitcoin pada perdagangan kemarin (23/7) mengalami penurunan sebanyak 0,96 persen ke posisi USD67.495 dalam 24 jam terakhir. Namun, dalam sepekan sebelumnya Bitcoin telah naik lebih dari 4,30 persen.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, mengatakan bahwa, lonjakan tersebut mendorong harga Bitcoin ke level tertinggi enam minggu, di mana sempat diperdagangkan di atas USD68.000 pada Senin (22/7) atau melonjak dari sekitar USD63.500 pada tanggal 15 Juli lalu.
“Faktor-faktor utama yang mendorong reli ini meliputi pengaruh politik, inflow ETF Bitcoin Spot, antusiasme ETF Ethereum, dan indikator ekonomi serta data inflasi,” ucap Panji dalam risetnya dikutip, 24 Juli 2024.
Baca juga: Bitcoin Kembali Melesat Dekati Level USD65.000, Ini Pemicunya
Ia menambahkan, situasi politik di Amerika Serikat (AS) berperan dalam membentuk sentimen pasar, seperti upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan Presiden Donald Trump dan pengunduran diri Presiden Joe Biden dari pemilu, mempengaruhi kepercayaan investor.
“Selain itu, rumor bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) akan segera menyelesaikan kasus besar berpotensi memberikan dorongan tambahan pada pasar kripto,” imbuhnya.
Selain itu, data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) yang lebih rendah dari perkiraan dua minggu lalu turut menjadi landasan bagi kenaikan harga Bitcoin setelah penurunan signifikan sebelumnya.
Baca juga: Ada ‘Bahaya’ Mengintai di Tengah Tren Harga Bitcoin yang Meroket
Adapun, perkembangan penting yang diantisipasi dalam waktu dekat, yakni termasuk rilis laporan inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada Jumat (26/7) yang memicu pasar kripto menunjukkan dinamika menarik.
Di mana, indeks harga PCE diperkirakan turun dari 2,6 persen yoy pada Mei menjadi 2,4 persen yoy pada Juni, terendah sejak Februari 2021, dengan indeks harga PCE inti juga diperkirakan turun 0,1 poin persentase menjadi 2,5 persen yoy pada Juni, terendah dalam tiga tahun terakhir. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjalin kolaborasi strategis dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp327,3… Read More
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 19… Read More