Jakarta – SeaMoney, unit bisnis layanan keuangan Sea Group melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah karyawan di Indonesia.
Dinukil dari laman Tech in Asia, Selasa (11/7), Juru Bicara SeaMoney mengatakan, pemangkasan karyawan tersebut sebagai bagian dari peninjauan rutin operasi bisnis perusahaan dalam memaksimalkan efisiensi.
Tidak dirinci berapa banyak jumlah karyawan SeaMoney yang terdampak PHK. SeaMoney hanya menyebutkan, PHK terjadi dalam skala kecil terhadap anggota yang tergabung dalam satu tim.
Para karyawan yang terkena PHK akan diberi pemberitahuan selama 14 kerja ke depan sesuai dengan peraturan di Indonesia.
Baca juga: PHK Putaran Kedua Grab, 1.000 Karyawan jadi Korban
Jika melihat dalam catatan bisnis perusahaan, pada kuartal pertama 2023, Sea Group berhasil membukukan keuntungan kuartal kedua secara berturut-turut dengan laba bersih US$87,3 juta. Selama periode tersebut, SeaMoney membukukan pendapatan US$412,8 juta, naik 75% YoY.
Di Indonesia, penawaran SeaMoney meliputi ShopeePay (pembayaran), SPayLater (BNPL), dan SeaBank (perbankan digital). Pada bulan Maret, pendiri dan CEO Sea Group Forrest Li mengatakan, tidak akan ada lagi perubahan besar-besaran setelah memberhentikan sekitar 7.000 staf sepanjang tahun 2022.
PHK di SeaMoney menambah panjang rentetan pemutusan hubungan kerja yang terjadi di berbagai anak perusahaan Sea Group. (*)