Jakarta – Satgas Penanganan Covid-19 terus berupaya untuk mengevaluasi proses integrasi data antara pemerintah daerah dan pusat. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah daerah telah berupaya mengikuti mekanisme pencatatan data COVID-19 yang ditetapkan pusat. Ke depannya, integrasi data guna menjadi dasar dalam mengambil keputusan.
“Sebagai evaluasi, kami melihat bahwa pemerintah daerah telah berupaya mengikuti mekanisme pencatatan dan pelaporan data yang telah ditetapkan oleh pusat. Selanjutnya dibutuhkan kemampuan pengintegrasian data di pusat yang dapat memaksimalkan data dan ketepatan waktu sehingga dapat menjadi navigasi dalam pengambilan keputusan,” jelas Wiku dalam keterangan pers virtualnya yang dikutip melalui kanal YouTube BNPB Indonesia.
Lebih lanjut, proses integrasi data tersebut menyebabkan kasus COVID-19 tak terlaporkan secara aktual. Wiku menyebut integrasi data ini mengakibatkan adanya penambahan jumlah data kasus sembuh dan kematian.
“Perlu menjadi catatan saat ini, di beberapa daerah, khususnya di Pulau Jawa dan Bali, sedang dilakukan proses integrasi data dari daerah ke pusat, terutama pada data kematian dan kesembuhan,” katanya.
Kemudian, Satgas mengungkapkan terjadi penurunan kasus COVID-19 dalam satu minggu terakhir. Menurut data per 28 Februari, penambahan kasus positif mingguan nasional pada minggu ini turun sebesar 8,5%.
Lalu, Wiku juga mengumumkan 5 daerah dengan kenaikan kasus tertinggi, yaitu Sulawesi Selatan, Papua, Jambi, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Utara. Sedangkan, 5 daerah dengan angka kesembuhan tertinggi pada minggu ini adalah Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur. (*) Evan Yulian Philaret