Jakarta – Relawan Covid-19 yang tergabung dalam Satgas Covid-19 saat ini memerlukan lebih banyak Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sebagai relawan tracing (pelacakan). Rencananya, relawan SKM akan difokuskan untuk mendeteksi orang-orang yang berpotensi tinggi tertular virus dari pasien positif Covid-19.
Koordinator Relawan COVID-19 Andre Rahadian menyebut, saat ini penanganan Covid-19 di Indonesia perlu lebih fokus ke pelacakan pasien berpotensi. Untuk itu, ia mengundang para Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) bergabung dalam tim relawan untuk memutus mata rantai COVID-19.
“Satgas membutuhkan banyak relawan untuk melakukan tracing Covid-19. Kami mengundang para Sarjana Kesehatan Masyarakat untuk dapat membantu puskesmas di tempatnya,” ujar Andre ketika diundang Satgas Covid pada talkshow yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, di Jakarta.
Kemudian, ia menyebutkan, bahwa jumlah relawan berdasarkan data base Satgas Covid-19 saat ini, tercatat sebanyak 32.000, dan 6.500 yang sudah siap ditempatkan ke puskesmas yang tersebar di Indonesia. Adapun jumlah puskesmas, kata Andre, sebanyak 1.800 yang tersebar se-Nusantara.
Setiap puskesmas membutuhkan lima tenaga kesehatan. Tiga di antaranya adalah aparatur sipil negara (ASN) dan dua sisanya diisi oleh relawan yang nantinya bertugas melakukan tracing. “Tracing ini sangat sensitif bagaimana menanyakan orang terkena Covid” jelasnya.
Lalu, Andre menambahkan relawan saat ini fokus pada perubahan perilaku agar bisa memutus mata rantai Covid-19. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, pandemi Covid-19 di Indonesia akan dapat segera diatasi. (*) Evan Yulian Philaret