Jakarta – Setelah sempat tertekan dalam beberapa hari terakhir, saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) akhirnya mulai menanjak pada perdagangan hari ini, Senin, 14 September 2020.
Berdasarkan data perdagangan hari ini, saham dengan kode emiten TUGU tercatat melonjak hingga Rp100 atau 6,87% ke Rp1.555 dari Rp1.455. Saham TUGU bahkan sempat menyentuh harga tertingginya hari ini di Rp1.700 atau sempat menguat hingga 16,84%.
Dengan pencapaian ini, apakah saham TUGU sudah masuk murah dan layak dikoleksi?
Jika melihat history saham TUGU, tentu harga saham Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini sudah masuk kategori murah dan layak di koleksi untuk jangka panjang.
Berdasarkan catatan infobank, saham TUGU dicatatan pertama kali di harga Rp3.850. Disisilain, dalam bulan September 2020 ini, harga saham perusahaan telah masuk dalam batas auto rejection bawah sebanyak 7 kali dari harga Rp2.320. Artinya, saham TUGU sudah terdiskon sangat murah.
Seperti diketahui, Industri keuangan dalam negri tidak luput dari hantaman Covid19, tak terkecuali sektor Asuransi. Tidak heran, jika saham-saham di lantai bursa banyak berjatuhan, tidak hanya saham sektor Asuransi.
Jika melihat prestasi dan fundamental TUGU, tentu banyak yang beranggapan Tugu Insurance perusahaan asuransi yang kuat. Pasalnya, selain didukung induk perusahaan, yakni PT Pertamina (Persero),
Tugu Insurance dinilai punya Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG). Hal tersebut tercermin dari kinerja perusahaan di 2019 yang mengagumkan.
Tugu Insurance berhasil mebukukan laba tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp505,7 miliar atau naik 145,7% dari periode sama tahun 2018 sebesar Rp205,9 miliar.
Sedangkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk sebesar Rp458,7 miliar, atau meningkat 84,1% dari tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Tugu Insurance, Indra Baruna sempat menjelaskan kinerja Tugu Insurance yang bagus di tahun 2019 tidak terlepas dari upaya Perseroan untuk senantiasa mengelola risiko dengan prinsip kehati hatian baik dari aspek underwriting maupun dalam pengelolaan investasi.
Sampai dengan periode Desember 2019 pencapaian Premi Bruto secara konsolidasi sebesar Rp6,4 triliun naik 26,5% year on year dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp5,1 triliun.
“Peningkatan premi tersebut dikontribusikan terutama dari produk aviasi, kebakaran, aneka dan rekayasa hingga kendaraan bermotor,” kata Indra.
Namun tidak berenti disitu. Ditengah kondisi saat ini, demi menjaga asupan premi dan mendorong kinerjanya, Tugu Insurance terus mengembangkan platform digitalnya. Selain untuk memberikan kemudahan masyarakat mengakses informasi. Hal ini juga untuk mengadaptasi kebiasaan baru yang sedang dijalankan pemerintah.
Website tugu.com saat ini telah didisain untuk mempermudah bagi siapa saja. Bagi masyarakat yang ingin membeli produk asuransi, bisa melakukannya secara online tanpa perlu meninggalkan rumah.
“Transaksi pembelian produk asuransi secara online ini untuk menghindari atau meminimalisasi tatap muka sesuai protokol kesehatan,” ujar Indra.
Seperti diketahui, Tugu Insurance terus memperkuat bisnis ritelnya. Pasalnya, bisnis ritel juga dianggap punya potensi besar untuk terus di garap.
Untuk produk kendaraan bermotor (motor vehicle) ditahun 2019, secara induk memberikan kontribusi pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Premi dari produk kendaraan bermotor ujar Indra tercatat naik hingga 125,5% menjadi Rp204,2 miliar di tahun 2019. Sementara hasil underwritingnya naik 85,4%. menjadi Rp45,8 miliar di tahun 2019.
“Peningkatan ini sejalan dengan implementasi strategi Perseroan dalam hal mengembangkan sektor ritel, melalui produk unggulan kendaraan bermotor roda dua yakni “t ride” dan kendaraan bermotor roda empat yakni “t drive”,” Jelas Indra.
Peningkatan bisnis retail yang mencapai dua kali lipat ini dari tahun sebelumnya kata Indra menjadi suatu hal yang sangat baik bagi perusahaan, dimana Tugu Insurance di tahun 2019 telah masuk Top 20’s dari perusahaan asuransi yang berfokus pada bisnis retail/ kendaraan bermotor dari sebelumnya berada pada peringkat Top 40-50‘s berdasarkan data AAUI 2019.
‘’Bisnis asuransi kendaraan bermotor berkontribusi positif pada Hasil Underwriting induk perusahaan, dan merupakan 3 besar kontributor dari sisi Net Premium Written” sambung Indra. (*)