Jakarta – Head of Research DBS Group Maynard Arif mengungkapkan, ada sejumlah sektor industri yang berkinerja positif untuk pasar saham di 2023. Sejumlah sektor tersebut dilihat masih menjanjikan dan memiliki resiliensi yang kuat untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi dan ancaman resesi pada 2023.
“Dari sisi sektor, sektor perbankan tetap akan positif. Lalu, sektor komsumer yang menyangkut kebutuhan pokok juga akan terus positif. Sebernarnya positif juga untuk kesehatan, namun mereka harganya sudah bagus kemarin, jadi ke depan paling untuk jangka pendek saja masih bagus. Kemudian, untuk sektor telekomunikasi juga harganya sudah bagus kemarin, jadi ke depan untuk jangka pendek saja masih cukup baik,” tutur Maynard, Selasa, 6 Desember 2022.
Di satu sisi, kata dia, untuk sektor ritel masih dihantui ketakutan kenaikan suku bunga, sementara untuk sawit juga masih perlu wait and see karena dipengaruhi kuat oleh faktor kebijakan atau regulasi. Sedangkan untuk harga-harga saham dari sektor komoditas seperti batu bara dan lainnya, bisa mengalami penurunan di tahun depan.
“Untuk harga-harga saham komoditas kita lihat bahwa di tahun 2023 mungkin akan mengalami penurunan, tapi kalau mereka bisa bertahan maka akan tetap bagus harganya di tahun depan,” jelasnya.
Dirinya memberikan pesan kepada para investor dalam negeri agar memperhatikan kondisi ekonomi di negara lain. Faktor ekonomi global masih tetap berpengaruh kuat bagi perkembangan kinerja saham-saham dalam negeri.
“Dari sisi investor yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimama perkembangan di Tiongkok terkait kebijakan reopening dan tendensi harga atau biaya di sana yang lebih murah, jadi mungkin bisa membantu memberikan dampak positif. Karena di sana mereka akan terbantu bila pemerintahnya melakukan relaksasi dari kebijakan lockdown akibat Covid-19,” pungkas Maynard. (*) Steven Widjaja