Yogyakarta–Bank Indonesia (BI) menilai perbankan sudah saatnya menurunkan suku bunga kreditnya yang sampai saat ini masih lambat penurunannya dalam merespon suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang sudah turun sebanyak 175 basis points (bps) sejak awal 2016 sampai dengan Agustus 2017.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, kondisi rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) yang sudah mulai menurun menjadi alasan kuat bagi bank untuk segera menurunkan suku bunga kreditnya. Sejak NPL mengalami peningkatan pada 2016, saat ini kondisi NPL dinilai sudah mencapai puncaknya (peak) sehingga bisa lebih baik.
“BI lihat gross NPL dan loan at risk (NPL ditambah kredit yang masuk restrukturisasi), loan at risk sudah mulai membaik,” ujar Mirza di Yogyakarta, Minggu, 27 Agustus 2017.
Berdasarkan catatan BI, saat ini rasio NPL berada pada level 3 persen atau sudah lebih baik bila dibandingkan dengan posisi paling tinggi pada Mei 2017 yang sebesar 3,07 persen. Sementara itu, BI mencatat jika level loan at risk sudah membaik dari level 11,1 persen pada Juni 2017 menjadi 10,9 persen pada Juli 2017. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus berkomitmen mendukung pengembangan Energi Baru… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More