Jakarta – Berbagai sanksi barat terus dijatuhkan kepada Rusia semenjak negara ini melakukan invasi penuh ke Ukraina pada 2022 lalu.
Menurut laporan Royal United Services Institute, sebuah lembaga kebijakan di Inggris, saat ini Rusia tengah meniru taktik milik Iran untuk mencoba menghindari sanksi negara-negara barat.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia menghindari sanksi-sanksi tersebut.
“Sayangnya, negara teroris itu berhasil mendapatkan teknologi dunia melalui sebuah jaringan pemasok, berhasil melewati sanksi-sanksi internasional,” katanya, Minggu (4/6/2023).
Baa juga: Menlu AS Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Ada Apa?
Penyusun laporan Royal United Services Institute (RUSI) Tom Keatingem mengungkapkan, Rusia tengah belajar beradaptasi dengan sanksi.
“Pertama-tama, khususnya, mencari pasokan komponen elektronik yang mereka butuhkan untuk mendukung militer mereka. Kedua, jelas, mereka harus mencari pasar baru bagi hidrokarbon mereka, ekspor minyak mereka, itu adalah sumber pendapatan utama negara itu,” jelasnya, mengutip VOA Indonesia, Rabu, 7 Juni 2023.
Lanjutnya, perekonomian Rusia menyusut 2,1% pada 2022 yang lebih kecil dari banyak perkiraan. Sementara itu, impor minyak mentah Rusia oleh China dan India justru mencapai rekor tertinggi pada Mei.
Sebagian alasannya karena sanksi itu hanya berlaku bagi negara-negara Barat dan perusahaan-perusahaan yang berdagang dengan Rusia.
“Dengan demikian, jika Anda adalah sebuah bank di India, maka Anda dapat memiliki hubungan finansial yang baik-baik saja dengan bank Rusia,” tambah Keatinge.
Meski begitu, sebagian besar perdagangan dunia masih dilakukan dengan menggunakan dolar AS.
Lantas, bagaimana cara Rusia menghindari sanksi yang bertujuan untuk menghimpit perekonomiannya itu?
Keatinge menjelaskan, saat ini Kremlin semakin meniru cara Iran untuk menghindari sanksi. Teheran juga menjadi sasaran sejumlah sanksi Barat akibat program nuklir dan rudal, serta dukungannya terhadap kelompok-kelompok teroris. Namun pihak Iran menyangkal semua itu.
Lanjutnya, sebagai ekonomi hidrokarbon yang berusaha mengekspor minyak, Iran telah mempelajari banyak trik dalam beberapa tahun terakhir, yang kemudian mulai dilakukan juga oleh Rusia.
Misalnya saja, dengan kapal-kapal tanker bayangan yang semacam pemindahan pasokan minyak di antara kapal-kapal tanker pada tengah malam dengan perangkat lokasi yang dimatikan.
Bakan, kedua negara itu juga sudah mulai menghubungkan sistem keuangan mereka untuk memfasilitasi transaksi di luar sistem pembayaran global SWIFT.
Baca juga: Tujuh Tahun Bersitegang, Iran Buka Kembali Kedutaan di Arab Saudi
Lalu bagaimana caranya agar sekutu-sekutu Ukraina dapat mencegah Rusia menghindari sanksi? Sektor swasta, sebagai garda terdepan, harus memiliki kepatuhan, catat Keatinge.
“Sektor swasta selama ini harus berusaha keras agar mereka dapat memastikan bahwa mereka tahu siapa pelanggan mereka, agar tahu kepada siapa mereka mengekspor produk, agar tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hasilnya, ada kesenjangan besar dalam sistem itu,” tandasnya.(*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More