Jakarta – Serangan pesawat tanpa awak (drone) di Moskow yang diduga dilakukan rezim Kyiv, pada awal Mei 2023 lalu masih menyisakan ‘kemarahan’ bagi Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia menyebut, serangan tersebut digambarkan sebagai kejahatan teroris.
“Rezim Kyiv” berada di balik serangan drone di Moskow dan sekitarnya pada pagi yang sama,“kata Menteri Pertahanan Rusia, seperti dikutip VOA, Rabu, 31 Mei 2023.
Pihaknya juga menyampaikan klaim bahwa tiga dari delapan drone yang menargetkan ibu kota Rusia dan sekitarnya telah ditembak jatuh. Sistem tiga drone lainnya berhasil dibuat macet sehingga menyimpang dari jalur sasaran.
“Pagi ini, rezim Kyiv melakukan aksi teror di wilayah Moskow terhadap sasaran sipil. Serangan itu melibatkan delapan drone. Semuanya hancur,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, tanpa memberi bukti, bahwa serangan Rusia baru-baru ini terhadap Ukraina menghantam sistem Patriot yang dipasok Amerika dan ditempatkan di Kyiv. Serangan Rusia juga menghantam “depot senjata Barat” di bagian barat dan selatan Ukraina.
Baca juga: Barat Ingkar Janji, Belarus Izinkan Rusia Tempatkan Nuklir Taktis
Senada, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga meyakini rezim Kyiv menjadi dalang dalam serangan yang juga mengincar Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Tidak diragukan bahwa rezim Kyiv telah lama beralih ke metode teroris langsung. Untuk melakukan ini, mereka menggunakan senjata yang dipompa Barat ke rezim ini,” terangnya.
Sementra itu, Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak membantah tuduhan Rusia tersebut. Menurutnya, serangan di Moskow adalah sebuah peristiwa yang kurang menarik bagi Ukraina. Upaya mereka saat ini diarahkan untuk memperkuat sistem pertahanan udara di ibu kota Kyiv.(*)
Editor: Galih Pratama