RUPST Mega Perintis Rombak Pengurus dan Absen Tebar Dividen

RUPST Mega Perintis Rombak Pengurus dan Absen Tebar Dividen

Jakarta – PT Mega Perintis Tbk (IDX: ZONE), perusahaan yang bergerak di bidang fesyen retail, melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung pada Rabu, 4 Juni 2025.

Dalam RUPST ini, para pemegang saham perusahaan sepakat untuk merombak jajaran direksi dan komisaris perseroan.

Ida Bagus Oka Nila, Komisaris Independen Mega Perintis, mengundurkan diri dari jabatannya. Posisinya kini diisi oleh Anthony Soehartono.

Sementara, Franxiscus Afat Adinata Nursalim, Komisaris Utama perusahaan, bertukar posisi dengan Verosito Gunawan yang merupakan Direktur Utama Mega Perintis.

Baca juga: Mega Perintis Targetkan Laba Tumbuh 391 Persen di 2025 Meski Laba 2024 Terjun Bebas

Perubahan Jajaran Komisaris dan Direksi Mega Perintis

Dengan demikian, berikut susunan komisaris dan direksi perusahaan berdasarkan hasil RUPST:

Dewan Komisaris

  • Komisaris Utama: Verosito Gunawan (*)
  • Komisaris: Vanda Gunawan
  • Komisaris Independen: Anthony Soehartono (*)

Dewan Direksi

  • Direktur Utama: Franxiscus Afat Adinata Nursalim (*)
  • Direktur: Luki Rusli

Luki Rusli, Direktur Mega Perintis, menjelaskan perubahan kursi direksi dan komisaris ini merupakan salah satu bentuk penyegaran, serta rotasi kepemimpinan organisasi perusahaan. Ini juga diharapkan bisa membawa sesuatu yang baru bagi Mega Perintis.

“Dalam menghadapi industri yang cukup dinamis, perubahan struktur direksi dan komisaris perlu kita lakukan, sebagai salah satu langkah perseroan untuk cepat bertransformasi dan adaptif terhadap perubahan,” ujar Luki.

Baca juga: RUPST PGE Sepakat Tebar Dividen USD136,4 Juta

Mega Perintis Absen Tebar Dividen

RUPST Mega Perintis juga sepakat untuk tidak membagikan dividen. Luki berujar, sebagian dari perolehan laba bersih nantinya akan digunakan untuk cadangan umum. Sementara sisanya belum ditentukan penggunaannya.

“(Laba bersih) Dialokasikan dan dibukukan sebagai dana cadangan umum, itu senilai Rp50 juta. Dan sisanya, dibukukan sebagai saldo laba yang belum ditentukan, jelas Luki.

Sepanjang 2024, penjualan bersih Mega Perintis turun 3,68 persen menjadi Rp708,36 miliar. Penurunan penjualan bersih dibarengi dengan kenaikan beban pokok 6,25 persen menjadi Rp347,3 miliar.

Penurunan penjualan yang diikuti dengan kenaikan beban tersebut berimbas terhadap anjloknya laba bersih perusahaan sebesar 85,00 persen dari Rp46,97 miliar menjadi Rp7,04 miliar. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Related Posts

News Update

Netizen +62