Jakarta – PT Bank Aceh Syariah akan membagikan dividen senilai Rp296 miliar kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2023.
Keputusan tersebut berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2023 Bank Aceh yang digelar pada Minggu, 5 Mei 2024.
Sekretariat Perusahaan Bank Aceh Teuku Zulfikar mengatakan, nilai dividen Bank Aceh ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan total dividen tahun buku 2022 yang sebesar Rp295 miliar.
“Kenaikan rasio pembayaran dividen tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan bank yang terus membaik dengan capaian laba Rp575,5 miliar di 2023,” jelas Teuku Zulfikar dikutip dalam laman resmi Pemerintah Provinsi Aceh, 6 Mei 2024.
Baca juga: Laba Bersih Bank Aceh Syariah Terkontraksi Tipis Jadi Rp430,2 Miliar di 2023
Selain itu, lanjutnya, Bank Aceh juga mampu mengelola rasio kecukupan permodalan atau Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) pada level yang sehat mencapai 22,7 persen di Desember 2023.
“Dengan begitu, kami kami memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar,” ujarnya.
Sepanjang 2023, Zulfikar merinci bahwa Bank Aceh telah mampu meningkatkan kinerjanya yang berkelanjutan. Berdasarkan laporan keuangan Tahun Buku 2023 Bank Aceh Syariah mencatatkan total aset Rp30,4 triliun atau naik 5,92 persen dibandingkan Rp28,76 triliun di tahun sebelumnya.
Sementara itu, realisasi pembiayaan tahun 2023 mencapai Rp18,6 triliun atau tumbuh 7,81 persen dibanding tahun sebelumnya Rp17,3 triliun. Adapun dana pihak ketiga (DPK) Bank Aceh tercatat Rp24,4 triliun.
Baca juga: Preseden Buruk! Pj Gubernur Aceh Non Aktifkan Sementara Dirut dan Direktur Bank Aceh Tanpa RUPS
Menurut Teuku Zulfikar, capaian kinerja Bank Aceh tersebut diraih berkat transformasi digital dan didorong oleh dukungan serta sinergi oleh para pemangku kebijakan terkait.
“Transformasi digitalisasi juga menjadi kunci untuk pencapaian strategi bisnis Bank Aceh. Saat ini, Bank Aceh fokus untuk terus menggarap sektor kredit produktif untuk terus membantu menggerakkan perekonomian Aceh,” pungkas Zulfikar. (*)