Jakarta — Hasil penghitungan cepat atau quick count dari beberapa lembaga survei terhadap Pemilihan Presiden (Pilpres) yang diselenggarakan kemarin (17/4) dinilai belum terlalu berdampak signifkan terhadap nilai tukar rupiah.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah ketika dihubungi oleh Infobank, Kamis, 18 April 2019. Piter bahkan menyebut, pelaku pasar masih menunggu hasil pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap hasil pemenang Pilpres.
“Kemenangan Jokowi versi quick count ini saya kira dalam jangka pendek ini belum akan berdampak kepada rupiah. Ada beberapa alasan, yaitu kemenangan ini masih berdasarkan quick count, belum resmi,” kata Pieter.
Tak hanya itu, potensi gejolak masih saja akan terjadi bilamana pihak dari pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi masih belum dapat menerima kekalahan dari hasil hitung cepat tersebut. Oleh karena itu dirinya menilai para pelaku pasar masih terus menunggu hasil keputusan resmi dari KPU.
“Jadi belum official dan ada kemungkinan berlanjut ke gugatan ke Makamah Konstitusi (MK). Jadi investor masih akan menunggu,” kata Pieter.
Walau begitu, menurut data Bloomberg rupiah dibuka menguat pada perdagangan pasar spot hari ini (18/4) sebesar 0,59 persen atau naik 82 poin menjadi 14.002 per dolar AS.
Sebelumnya, terlihat dari beberapa lembaga survei pasangan calon presiden petahana nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin dapat mengungguli pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.
Berdasarkan rilis hasil hitung cepat lembaga survei Indo Barometer hari ini hingga pukul 08:55 suara yang masuk telah mencapai 99,66 persen dengan presentase Jokowi-Amin unggul 54,32 persen dibandingkan dengan Prabowo-Sandi sebesar 45,68 persen.
Tak hanya itu, lembaga survei Median Survei Nasional juga mencatat keunggulan Jokowi-Amin dengan presentase 54,55 persen dibandingkan dengan Prabowo-Sandi sebesar 45,45 persen. (*)