Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (16/5) diperkirakan melemah semakin dalam. Hal ini sejalan laju dolar AS yang bergerak menguat sehubungan dengan adanya peningkatan yield US treasury yang begitu tajam.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail dalam risetnya, di Jakarta, Rabu, 16 April 2018 mengatakan yield US treasury yang naik sebesar 7 bps menjadi 3,06 persen untuk tenor 10 tahun, telah mendorong penguatan dolar AS. Dolar AS diperkirakan bisa menembus hingga level Rp14.100.
“Dolar diperkirakan bergerak menguat di level 93-94 didorong oleh peningkatan tajam yield US treasury. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp14.000- Rp14.100/US$,” ujarnya.
Dirinya mengungkapkan, kenaikan yield US treasury sebesar 7 bps menjadi 3,06 persen tersebut didorong oleh defisit anggaran pemerintahan AS yang kemungkinan melebihi dari US$1 triliun di akhir 2019 serta naiknya kepercayaan investor bahwa tingkat suku bunga akan naik empat kali tahun ini.
Selain karena faktor global yang membuat rupiah semakin tertekan terhadap dolar AS, rupiah yang diperkirakan melemah hari ini juga disebabkan oleh data neraca perdagangan yang kembali defisit di bulan April sebesar US$1,63 miliar atau jauh di atas ekspektasi analis yang surplus sebesar US$400 juta.
Nilai tukar rupiah pada hari ini dibuka melemah 33 poin atau 0,24 persen ke level Rp14.070 per dolar AS. Pergerakan dolar AS semakin tak terbendung lagi yang sampai melewati level Rp14.100. Pada pukul 11.31 nilai tukar rupiah melemah 71 poin atau 0,51 persen ke level Rp14.108 per dolar AS. (*)