Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (30/7) diprediksi bakal lanjutkan penguatannya, setelah pada akhir pekan kemarin (27/7) pergerakan rupiah mampu ditutup menguat 47 poin atau 0,32 persen di level Rp14.417 per dolar AS.
Penguatan mata uang garuda pada hari ini sudah tercermin pada nilai tukar rupiah di pasar spot yang mampu dibuka menguat 0,06 persen atau 8 poin ke level Rp14.409 per dolar AS. Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, menguatnya rupiah sejalan dengan beberapa faktor global.
Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi AS yang tumbuh 4,1 persen di triwulan kedua (quarter on quarter/QoQ) gagal memberikan sentimen positif bagi dolar AS di tengah kemungkinan normalisasi kebijakan European Central Bank (ECB) terhadap stimulus moneternya dalam waktu dekat ini.
Baca juga: BCA: Jika Bunga Acuan Tak Naik, Rupiah Bisa Bergerak “Liar”
“Dolar diperkirakan melemah di sekitar level 94.5-94.75 terhadap beberapa mata uang utama dunia seperti Euro dan Pound,” ujar Ahmad Mikail dalam risetnya di Jakarta, Senin, 30 Juli 2018.
Sementara iti di sisi lain, kata dia, rupiah diperkirakan kembali lanjutkan penguatan pada hari ini seiring dengan sentimen positif kemungkinan dicabutnya Domestic Market Obligation (DMO) bagi produsen batu bara untuk mendorong peningkatan ekspor dan peningkatan devisa luar negeri Indonesia.
“Dolar Index melemah, rupiah diperkirakan bergerak menguat. Rupiah kemungkinan menguat ke level Rp14.390-Rp 14.420 per dolar AS,” ucapnya. (*)