Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) terus berkoordinasi untuk melakukan monitoring di pasar uang guna menjaga Rupiah di tingkat yang wajar. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini berada pada kisaran Rp13.300-an per USD, dianggap masih dalam batas yang wajar oleh Pemerintah. Pasalnya, kondisi global yang masih belum menunjukkan kepastian menjadi alasan tersendiri.
Pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, di Kantornya, Jakarta, Kamis, 23 Juli 2015. “Selama penurunan masih dalam batas wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saya pikir masih wajar, walaupun orang mengatakan nilai Rupiah undervalue,” ujarnya.
Menurut Sofyan, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, selalu menjadi pembicaraan yang menarik di tengah-tengah masyarakat. Oleh sebab itu pemerintah bersama dengan Bank Indonesia (BI) terus berkoordinasi untuk melakukan monitoring di pasar uang guna menjaga nilai tukar Rupiah di tingkat yang wajar.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa pergerakan nilai tukar rupiah yang saat ini mengalami pelemahan, lebih banyak dipengruhi oleh faktor eksternal seperti terkait dana talangan untuk Yunani dan kondisi perekonomian AS yang membaik sehingga membuat Dolar AS menjadi perkasa.
“Ada banyak faktor ketidakpastian, Yunani yang sudah dianggap selesai tetapi belum tuntas. Amerika juga ekonomi membaik, itu telah mempengaruhi terhadap pergerakan mata uang dunia,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi kemarin (22/7) kembali mengalami penurunan yang berada pada level Rp13.368 per USD, atau melemah bila dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang ada di level Rp 13.329 per USD. (*)
@rezki_saputra