Jakarta — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (17/12) diperkirakan masih bergerak melemah, setelah diperdagangan akhir pekan kemarin (14/12) laju rupiah berakhir ditutup melemah 0,62 persen ke level Rp14.580 per dolar AS.
Asal tahu saja, pada perdagangan pagi hari ini, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 22 poin atau 0,15 persen ke level Rp14.603 per dolar AS. Menurut Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail, melemahnya mata uang Yuan terhadap dolar AS ikut berdampak ke rupiah.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, mata uang Yuan terkoreksi cukup dalam yakni sebesar 0,38 persen ke level 6,90 per dolar AS pada perdagangan Jumat lalu. Selain Yuan, dolar AS juga diperkirakan bergerak menguat di level 97.4-97.8 terhadap hampir semua mata uang kuat dunia lainnya.
“Pelemahan Yuan tersebut kemungkinan akan berdampak buruk bagi rupiah,” ujar Mikail dalam riset hariannya di Jakarta, Senin, 17 Desember 2018.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah 2019 Diprediksi Kisaran Rp14.900
Dia menambahkan, bahwa mata uang Paman Sam saat ini kembali menjadi aset safe haven seiring dengan semakin menguatnya kekhawatiran investor terhadap prospek perekonomian globa dil tahun depan, pasca rilisnya beberapa data ekonomi AS-China yang menunjukan pelemahan.
“Data Industrial Production Index China yang hanya tumbuh 5,4 persen di November merupakan yang terendah sejak 2003,” ucapnya.
Sementara dari sentimen dalam negeri, jelang rilis data neraca perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan masih akan terbebani defisitnya. Data neraca perdagangan November diperkirakan minus US$810 juta. Rupiah kemungkinan melemah ke level Rp14.590 – 14.650 per dolar AS. (*)