Pelaku pasar masih menunggu pengumuman dari rilis Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dan FOMC meeting. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Penguatan bursa saham global yang dibarengi dengan membaiknya laju mata uang Asia, tampaknya belum dapat memberikan sentimen positif bagi Rupiah untuk bisa menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
“Dari data BI, Rupiah terperosok di zona merah. Ini akan jadi pertanyaan besar pelaku pasar ketika melihat Rupiah yang kian melemah, sementara mata uang lainnya tidak melemah terlalu dalam,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, dalam risetnya di Jakarta, Kamis, 17 September 2015.
Menurutnya, saat ini pelaku pasar masih menunggu pengumuman dari rilis Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) dan FOMC meeting. Sementara di sisi lain telah meningkatnya harga minyak dunia, seharusnya membuat penguatan laju USD tertahan, namun kondisi ini juga tidak membuat Rupiah menguat.
Sebelumnya juga sudah disampaikan, bahwa masih adanya potensi akan berlanjutnya pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Kendati begitu, tetap harus mencermati sentimen yang akan dirilis, dimana dapat berimbas negatif pada laju Rupiah
Lebih lanjut Reza memperkirakan, pelemahan rupiah masih akan berlanjut, jika memang tidak ada perlawanan dari Rupiah terhadap Dolar AS. “Dalam satu hari ini laju rupiah diprediksi akan berada pada level Rp14.450-14.436 per USD (kurs tengah BI),” tutupnya. (*)