Jakarta – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 28 poin atau 0,18 persen menjadi Rp15.974 per dolar AS, pada perdagangan Rabu, (4/12) pagi, yang sebelumnya di level Rp15.946 per dolar AS.
Diketahui, pelemahan ini dipengaruhi oleh meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) pada Desember 2024.
“Inflasi PCE AS yang stabil pada Oktober 2024 tetap memberikan ruang bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan depan,” kata Ekonom Senior Bank Mandiri, Reny Eka Putri dinukil Antara, Selasa, 2 Desember 2024.
Baca juga : Bitcoin Tutup November di Level 96.449 Dolar AS, Begini Proyeksi di Awal Desember
Ia menjelaskan, probabilitas pemangkasan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) pada Desember 2024 melonjak menjadi 66 persen, naik dari sebelumnya yang hanya 50 persen.
“Ke depan, kami memperkirakan kebijakan suku bunga akan lebih moderat. FFR diproyeksikan turun menjadi 4 persen pada 2025,” jelasnya.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada perdagangan Selasa pagi. Tercatat, terjadi penurunan sebesar 34 poin atau 0,22 persen menjadi 15.940 per dolar AS dari posisi sebelumnya di level 15.906 per dolar AS.
Data Ekonomi AS Pengaruhi Rupiah
Sentimen pasar rupiah juga dipengaruhi oleh laporan Indeks Harga Belanja Personal (PCE) AS untuk Oktober 2024. Hal ini menunjukkan kenaikan moderat sebesar 0,2 persen (mom) atau 2,3 persen (yoy), sesuai ekspektasi pasar.
Baca juga : Harga Emas Antam Turun Rp1.000, jadi Segini per Gramnya
Diketahui, Angka ini jauh lebih tinggi dibanding inflasi PCE pada September 2024 sebesar 2,1 persen (yoy).
Sementara itu, inflasi inti PCE juga naik menjadi 2,3 persen yang didukung oleh pertumbuhan positif pada penjualan ritel dan Indeks Redbook, yang mencerminkan aktivitas belanja di AS.
Pendapatan personal di AS pada Oktober juga meningkat sebesar 0,6 persen (mom), melanjutkan tren kenaikan positif selama enam bulan beruntun. (*)
Editor: Galih Pratama