Jakarta – Dalam penutupan perdagangan hari ini (7/9) nilai tukar rupiah ditutup menguat 10 point di level Rp14.740/US$ bila dibandingkan dari penutupan akhir pekan kemarin (4/9) yang berada di level Rp14.750/US$.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, pelaku pasar merespon rilis data pekerjaan AS yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan melambat dibandingkan pada bulan Agustus. Laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan AS melambat dan kehilangan pekerjaan permanen meningkat karena pendanaan pemerintah mulai habis.
“Hal ini tentunya meningkatkan keraguan pada keberlanjutan pemulihan ekonomi. Namun, tingkat pengangguran turun menjadi 8,4% dari 10,2% di Juli. Padahal prediksi dari sejumlah ekonom hanyalah di kisaran 9,8%,” kata Ibrahim di Jakarta, Senin 7 September 2020.
Dari dalam negeri sendiri, fokus utama Pemerintah saat ini adalah menangani masalah kesehatan masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang sampai saat ini terus mengkhawatirkan. Walaupun protokol kesehatan sudah di jalankan, namun penambahan secara masif terus meningkat, sehingga perlu penanganan secara khusus, sebelum menangani pemulihan ekonomi.
“Apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk fokus di kesehatan masyarakat karena Pemerintah sudah mengetahui bahwa kemungkinan PDB Kuartal Ketiga akan terjadi kontraksi sehingga sangat mungkin Indonesia mengikuti jejak 47 negara lainnya yang sudah lebih awal terkena dampak resesi,” ucap Ibrahim.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (7/9) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.754/US$ terlihat menguat dari posisi Rp14.793/US$ pada perdagangan Junat kemarin (4/9). (*)
Editor: Rezkiana Np