Jakarta- Dalam perdagangan hari ini (16/12) nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di level 14.010/US$ bila dibandingkan dari penutupan sebelumnya di level 13.985/US$.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi kepada infobanknews. Dirinya menjelaskan, faktor perundingan dagang AS-Tiongkok dan juga neraca dagang cukup mempengaruhi pergerakan rupiah.
“Dalam sebuah wawancara dengan CBS News pada hari Minggu, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizers mengatakan bahwa perjanjian perdagangan AS-China fase satu sepenuhnya dilakukan,” jelas Ibrahim di Jakarta, Senin 16 Desember 2019.
Di bawah kesepakatan itu, Ibrahim menambahkan, Presiden AS Donald Trump berjanji untuk tidak mengejar tarif baru yang ditetapkan untuk hari Minggu. Sebagai imbalannya, Beijing mengatakan akan secara substansial meningkatkan pembelian pertanian, meskipun tidak menentukan berapa banyak.
Sementara Trump mengatakan di Twitter bahwa pembicaraan perdagangan “tahap dua” akan segera dimulai, Beijing menegaskan bahwa pindah ke tahap berikutnya dari negosiasi perdagangan akan tergantung pada penerapan fase pertama terlebih dahulu. Lighthizer juga mengatakan tidak ada jadwal untuk fase pembicaraan berikutnya.
Sedangkan dari dalam negeri, Neraca Dagang RI pada November 2019 mengalami defisit sebesar US$1,33 miliar. Dimana defisit November ini didorong meningkatnya impor migas serta impor utama yang bekaitan dengan kegiatan akhir tahun. Namun angka defisit pada 2019 ini dinilai mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2018 yang mencapai US$ 8,5 miliar sementara pada 2019 ini defisit dari Januari hingga November baru mencapai US$3 miliar.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (16/12) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.004/ US$ terlihat melemah dari posisi Rp13.982/ US$ pada perdagangan Jumat kemarin (13/12).