Jakarta – Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di hari kerja pertama pasca liburan Lebaran, yakni akan bergerak ke Rp16.000 per dolar AS pada Selasa, 16 April 2024.
“Rupiah berpotensi bergerak melemah ke arah Rp16.000 terhadap dollar AS hari ini,” ujar Ariston, Selasa 16 April 2024.
Dia menjelasakan indeks dolar AS saat ini sudah bergerak di atas kisaran, yakni 106. Sementara, selama libur Lebaran berada di kisaran 105 dan sebelum Lebaran di kisaran 104.
Baca juga: Bos BI Ramal Dolar AS Bakal Melemah di Semester II 2024
Penguatan dolar AS tersebut didorong oleh sentimen penundaan pemangkasan suku bunga acuan AS dan tensi konflik geopolitik yang meninggi.
Selama libur Lebaran, rilis data inflasi konsumen AS bulan Maret lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Hal tersebut menurunkan ekspektasi bahwa the Fed akan melakukan pemangkasan dalam waktu dekat.
Selain itu, konflik di Timur Tengah terutama serangan balasan Iran yang langsung ke negara Israel menaikan ketegangan di wilayah tersebut dan mengundang kekhwatiran pasar akan munculnya perang baru dimana perang akan menyebabkan gangguan suplai dan meningkatkan inflasi.
“Ini memicu pelambatan ekonomi global sehingga pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman dan memicu penguatan dollar AS dan harga emas sebagai aset aman,” jelasnya.
Baca juga: Mulai 2024, Indonesia dan Korea Sepakat Tinggalkan Dolar AS
Lebih lanjut, kata Ariston, hari ini juga akan dirilis data PDB China kuartal I 2024 yang diperkiraan sebesar 4,8 persen. Bila rilis di bawah angka tersebut, ini akan menambah tekanan untuk aset berisiko termasuk rupiah karena perekonomian China yang melambat bisa mempengaruhi perekonomian global.
Adapun berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini, mematok rupiah di angka Rp15.952 per dolar AS. (*)
Editor: Galih Pratama