Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (4/6) diperkirakan melemah atau kembali mendekati level Rp14.000 per dolar AS, meski pada perdagangan akhir pekan kemarin (31/5) rupiah mampu ditutup menguat 97 poin atau 0,69 persen ke level Rp13.896 per dolar AS.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail dalam riset hariannya, di Jakarta, Senin, 4 Juni 2018 mengatakan, pergerakan rupiah kemungkinan akan sedikit melemah hari ini seiring dengan naiknya yield US treasury dan semakin kuatnya ekspektasi investor bahwa tingkat suku bunga The Fed akan naik di bulan Juni ini.
“Rupiah kemungkinan melemah kembali ke level Rp13.900-Rp 13.960 per dolar AS,” ujarnya.
Baca juga: Tekanan Terhadap Rupiah Masih Mengintai
Dirinya mengungkapkan, dolar AS akan bergerak menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia pasca kuatnya data pasar tenaga kerja di AS seperti pertumbuhan upah rata-rata perjam di AS pada bulan Mei yang tercatat sebesar 2,7 persen atau lebih tinggi 0,1 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya
“Serta data unemployment rate yang turun 0,1 persen ke level 3,8 persen di bulan Mei,” ucapnya.
Di saat yang bersamaan, kata dia, data Personal Consumption Expenditure (PCE) bulan April di AS yang sebesar 2 persen terbilang cukup kuat atau lebih tinggi dibanding dengan konsensus analis yakni 1,9 persen. Berbagai data tersebut mendorong kenaikan yield US treasury sebesar 7 bps ke level 2,90 persen.
“Dolar Index menguat rupiah diperkirakan bergerak melemah. Dolar diperkirakan bergerak menguat di sekitar level 94.50-95.0,” tutupnya. (*)