Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini (24/7) dibuka melemah 64 poin atau 0,44 persen ke level Rp14.546 per dolar AS. Tekanan terhadap rupiah yang terjadi saat ini diprediksi masih akan berlangsung. Bahkan, rupiah diperkirakan bisa melemah ke Rp14.600 per dolar AS.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail dalam risetnya, di Jakarta, Selasa, 24 Juli 2018. Menurutnya, menguatnya dolar AS didorong oleh naik tajamnya yield US treasury 10 tahun sebesar 7 bps kemarin malam menjadi 2,96 persen.
“Rupiah kemungkinan akan melemah ke level Rp14.500-Rp 14.600 per dolar AS,” ujarnya.
Baca juga: Pernyataan Trump Buat Rupiah Bergerak Menguat
Dia mengungkapkan, kenaikan tajam yield US treasury 10 tahun tersebut didorong oleh spekulasi di pasar yang menyebutkan, bahwa Bank of Japan (BOJ) secara perlahan akan mulai menghentikan stimulus moneternya seiring dengam mulai membaiknya ekonomi di negara tirai bambu tersebut.
“Spekulasi iru mendorong kenaikan yield obligasi pemerintah Jepang sebesar 6 bps ke level 0,09 persen,” ucapnya.
Lebih lanjut dirinya menambahkan, bahwa seiring dengan naik tajamnya yield US treasury yang telah memicu pelemahan nilai tukar rupiah yang begitu dalam terhadap dolar AS saat ini, diprediksi akan mendorong dana asing keluar dari Indonesia (capital outflow) di pasar obligasi.
“Dolar Index menguat rupiah diperkirakan bergerak melemah. Dolar diperkirakan bergerak menguat di sekitar level 94.50-95.0 terhadap beberapa mata uang utama dunia terutama Euro dan Pound,” tutupnya. (*)