Jakarta – Rupiah diperkirakan akan mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah setelah Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell memberikan pernyataan dovish dengan menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah kepala the Fed memberikan pernyataan dovish dengan menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi AS,” kata Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong, Kamis 20 Maret 2025.
Selain itu, tambah Lukman, Powell juga mengisyaratan akan ada dua kali pemangkasan Fed Funds Rate (FFR) pada tahun ini. Sehingga, rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp16.400-Rp16.550 per dolar AS hari ini.
“Namun penguatan mungkin terbatas mengingat sentimen domestik yang belum pulih. Rupiah akan berada di range Rp16.400-Rp16.550 per dolar AS,” ujarnya.
Baca juga: Bergairah Lagi, IHSG Dibuka Menguat 1 Persen Lebih ke Level 6.378
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,25-4,5 persen, ini memperpanjang jeda siklus pemotongan suku bunga yang dimulai pada Januari, dan sejalan dengan ekspektasi.
Kondisi pasar saat ini juga selaras dengan proyeksi The Fed yang memperkirakan dua pemotongan suku bunga tahun ini, yaitu pada Juni atau Juli 2025.
“Para pembuat kebijakan mencatat bahwa ketidakpastian seputar prospek ekonomi telah meningkat tetapi masih mengantisipasi penurunan suku bunga sekitar 50 bps tahun ini, sama seperti dalam proyeksi Desember,” jelas Andry.
Baca juga: Rupiah Diproyeksi Melemah usai IHSG Kebakaran
Andry menyatakan bahwa rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.455 dan Rp16.547 per dolar AS hari ini.
“Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini kemungkinan akan bergerak pada kisaran Rp16.455 dan Rp16.547,” ucapnya. (*)
Editor: Yulian Saputra