Jakarta – Nilai tukar rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah pengumuman pemangkasan suku bunga acuan AS, Fed Funds Rate (FFR), sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,50 persen.
Hal ini tecermin dari indeks dolar AS (DXY), yang melonjak ke level 108,10 dibandingkan hari sebelumnya di posisi 106,92.
“Pasca the Fed dini hari tadi, indeks dollar melejit ke area 108,25 dan pagi ini di kisaran 108,10 vs pagi kemarin yang masih di kisaran 106.92,” ujar Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, saat dihubungi Infobanknews, Kamis, 19 Desember 2024.
Baca juga: IHSG Diproyeksi Melemah Terbatas, Ini Sederet Pemicunya
Arsiton menjelaskan bahwa langkah The Fed memang sesuai ekspektasi pasar, dengan penurunan suku bunga sebesar 25 bps.
Selain itu, the Fed memberikan sinyal akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini untuk waktu yang cukup lama.
“Data-data ekonomi AS yang cukup positif belakangan ini ditambah data inflasi yang menunjukkan kondisi inflasi yang sulit turun mendorong the Fed mengeluarkan pernyataan yang memberikan sinyal penundaan pemangkasan. Dan dolar AS pun bergerak menguat,” ungkapnya.
Baca juga: Lanjut Melemah, IHSG Ditutup Turun 0,7 Persen Seiring BI Tahan Suku Bunga
Lebih lanjut, Ariston memproyeksikan nilai tukar rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp16.100-Rp16.150 per dolar AS.
“Rupiah bisa bergerak melemah lagi terhadap dolar AS ke arah Rp16.100-Rp16.150 hari ini, dengan potensi support di kisaran Rp16.050 per dolar AS,” imbuhnya. (*)
Editor: Yulian Saputra