Rupiah Dibuka Menguat Seiring Kenaikan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Rupiah Dibuka Menguat Seiring Kenaikan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Poin Penting

  • Rupiah menguat tipis pada pembukaan ke Rp16.670 per dolar AS, dipengaruhi kenaikan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025 menjadi 69 persen.
  • Prospek ekonomi global masih tidak pasti, karena pejabat The Fed memperingatkan inflasi tinggi dan pasar tenaga kerja ketat, membuat arah kebijakan suku bunga belum jelas.
  • Fundamental Indonesia dinilai kuat, dengan IMF memproyeksikan pertumbuhan 5–5,8% pada 2025; BI juga menilai ketahanan ekonomi solid.

Jakarta – Nilai tukar rupiah menguat pada awal perdagangan hari ini, Selasa (25/11/2025). Rupiah dibuka pada level Rp16.670 per dolar Amerika Serikat (AS), atau menguat 0,17 persen dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.699 per dolar AS.

Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan pelaku pasar terlihat masih ragu mengenai tren harga emas selanjutnya. Selain itu, pidato para pejabat the Fed dan kembalinya data ekonomi AS mengisyaratkan bahwa perekonomian solid, dengan pasar tenaga kerja yang tangguh tetapi harga-harga tetap tinggi.

“Probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh the Fed)pada Desember 2025 melonjak menjadi sekitar 69 persen dari sekitar 44 persen seminggu sebelumnya, menurut CME FedWatch Tool,” ujar Ibrahim, Selasa, 25 Novembr 2025.

Ibrahim menjelaskan, kenaikan ekspektasi tersebut mencerminkan komentar John Williams dari The Fed New York, yang menunjukkan bahwa penyesuaian kebijakan mungkin dilakukan dalam waktu dekat. 

Baca juga: Kurangi Tekanan Dolar, BI Tambah Instrumen Moneter Berbasis Yuan-Yen

Namun, sejumlah pejabat the Fed telah memperingatkan bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja terlalu ketat untuk pemangkasan suku bunga pada tahap ini, sehingga hasilnya masih belum pasti.

“Pelaku pasar saat ini akan mengambil lebih banyak isyarat dari sinyal ekonomi yang beragam dan penundaan rilis data inflasi utama,” tandasnya.

Dari domestik, IMF menilai Indonesia berada pada lintasan pertumbuhan kuat dengan fondasi makro yang semakin solid.  

Proyeksi pertumbuhan 5 hingga 5,8 persen pada 2025 dan 5 hingga 6 persen pada 2026 sebagai indikasi bahwa stabilitas Indonesia tidak hanya terjaga, tetapi terus menguat.

Menurutnya, kerangka kebijakan pemerintah meliputi investasi infrastruktur, penguatan industrialisasi hilir, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja telah membentuk basis pertumbuhan yang lebih kokoh dalam beberapa tahun terakhir.

“Selain itu, bauran kebijakan fiskal dan moneter Indonesia sebagai bentuk “rekayasa presisi” yang menjaga stabilitas makro sekaligus memperluas daya tarik investasi,” tambah Ibrahim.

Baca juga: Bos BI Ramal Rupiah Berkisar Rp16.430 per Dolar AS di 2026

Sedangkan Bank Indonesia Berbagai indikator utama menunjukkan ketahanan struktural yang signifikan. Bank Indonesia dinilai menjalankan pelonggaran terukur sambil menjaga stabilitas eksternal, didukung inflasi yang stabil di sekitar.

Ibrahim pun memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran level Rp16.690 hingga Rp16.730 per dolar AS hari ini.

“Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.690 hingga Rp16.730 per dolar AS hari ini,” ujarnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62