Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (26/5) dibuka melemah tipis di level Rp14.725/US$ bila dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di angkaa Rp14.710/US$.
Meski begitu, rupiah diprediksi masih akan menguat akibat kabar pelonggaran lockdown di beberapa negara bagian AS dan kabar kemajuan penemuan vaksin covid19 yang masih menjadi penggerak penguatan aset-aset berisiko di pasar keuangan.
“Sentimen ini menutupi kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah yang masih meningkat dan ketegangan baru AS dan China. Nilai tukar emerging markets terlihat menguat pagi ini terhadap dollar AS. Indeks saham Asia bergerak positif,” kata Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra kepada infobanknews di Jakarta, Selasa 26 Mei 2020.
Yang terbaru, tambah Ariston, Jepang juga dikabarkan mencabut status darurat corona. Sedangkan negeri Singapura juga akan melakukan pelonggaran lockdown tahap 2. Ditambah negara Inggris yang melanjutkan rencana pembukaan lockdown yang akan dijalankan di bulan Juni.
“Sementara perusahaan Bioteknologi AS Novavax mengumumkan kemajuan penemuan vaksin yang saat ini sedang melakukan uji klinis terhadap manusia. Namun di sisi lain, penyebaran wabah yang masih meningkat tetap masih menjadi kekhawatiran pasar karena vaksin belum ditemukan,” tambah Ariston.
Menurutnya, nilai tukar Rupiah berpotensi turut menguat dengan sentimen positif tersebut. Dengan potensi berada pada area support Rp14.600/US$ dan resisten di kisaran Rp14.800/US$. (*)
Editor: Rezkiana Np