Moneter dan Fiskal

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp16.444 per Dolar AS

Jakarta – Nilai tukar rupiah melemah pada awal perdagangan Kamis (4/9/2025). Rupiah dibuka pada level Rp16.444 per dolar Amerika Serikat (AS), atau melemah tipis 0,17 persen dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.416 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, peningkatan utang AS yang tidak berkelanjutan menyusul kebijakan fiskal ekspansif yang disahkan oleh Washington, mengakibatkan kurva imbal hasil menanjak tajam karena sekuritas jatuh tempo jangka pendek didukung oleh spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed, sementara obligasi jangka panjang mengalami aksi jual.

“Perkembangan serupa juga tercatat di Eropa karena kekhawatiran fiskal di Inggris menekan Gilts, sementara kekhawatiran atas penjualan obligasi jangka panjang oleh dana pensiun Belanda dan hari penerbitan obligasi yang memecahkan rekor di Eropa,” kata Andry, Kamis, 4 September 2025.

Baca juga: BI Stabilkan Rupiah Pascademo, Target Bisa Menguat ke Rp16.300 per Dolar AS

Selain itu, investor juga mempertimbangkan lowongan pekerjaan AS Juli 2025 yang lebih rendah dari perkiraan dan implikasinya terhadap kebijakan Federal Reserve.

Laporan JOLTS menunjukkan lowongan pekerjaan turun 176.000 menjadi 7,18 juta, terendah sejak September 2024 dan di bawah perkiraan 7,4 juta.

“Menambah nada kehati-hatian, pesanan pabrik AS menurun untuk dua bulan berturut-turut pada Juli 25. Pasar sekarang menantikan laporan penggajian bulan Agustus yang penting pada hari Jumat,” pungkasnya.

Selanjutnya, pasar memperkirakan peluang hampir 90 persen pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 bps oleh The Fed bulan ini. Di sisi lain, kekhawatiran utang global meningkat. Ini mendorong permintaan aset safe haven.

Lebih lanjut, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan meminta peninjauan kembali yang dipercepat oleh Mahkamah Agung untuk membatalkan putusan pengadilan banding baru-baru ini yang membatalkan sebagian besar tarif timbal baliknya.

Pengadilan Banding AS untuk Sirkuit Federal memutuskan bahwa Trump melampaui wewenang eksekutifnya ketika memberlakukan tarif, yang merupakan bagian terbesar dari kebijakan perdagangan periode keduanya.

Baca juga: Inflasi Stabil dan Rupiah Terkendali, BI Optimistis Ekonomi RI Menguat di Semester II/2025

“Meskipun demikian, pengadilan mengizinkan tarif tetap berlaku hingga 14 Oktober untuk memberikan waktu bagi banding. Trump memperingatkan bahwa pencabutan tarif akan berarti “kehancuran” bagi negara tersebut,” tandasnya.

Berdasarkan sejumlah sentimen tersebut, Andry memperkirakan rupiah akan berada di kisaran level Rp16.382 dan 16.465 per dolar AS hari ini.

“Rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.382 dan 16.465 per dolar,” ujar Andry. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

3 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

3 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

4 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

5 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

6 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

6 hours ago