Poin Penting
- Rupiah melemah tipis ke Rp16.696 per dolar AS pada awal perdagangan Rabu (24/9/2025).
- IMF merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8 persen, namun belum mampu mendorong penguatan rupiah.
- Faktor eksternal menekan rupiah, termasuk rencana The Fed memangkas suku bunga 25 bps pada Oktober serta ketegangan geopolitik di Eropa
Jakarta – Nilai tukar rupiah melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (24/9/2025). Rupiah dibuka pada level Rp16.696 per dolar Amerika Serikat (AS), atau melemah tipis 0,05 persen dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.688 per dolar AS.
Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan, revisi ke atas pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh International Monetary Fund (IMF) ke level 4,8 persen dari sebelumnya 4,7 persen, seharusnya bisa membawa sentimen positif terhadap mata uang rupiah.
Namun, indikasi ekonomi Indonesia terutama setelah pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati ke Purbaya Yudhi Sadewa mengakibatkan pelaku pasar membuat penyesuaian.
Baca juga: JP Morgan Ramal Rupiah Menguat ke Rp16.100 per Dolar AS di Akhir 2025
“Tapi kita melihat bahwa kondisi saat ini memang tidak bisa membuat mata uang rupiah mengalami penguatan. Indikasi tentang ekonomi di Indonesia terutama adalah pasca pergantian antara Sri Mulyani ke Purbaya, memang membuat satu penyesuaian dari pelaku pasar yang dulu sempat begitu antusias dengan kebijakan-kebijakan dari Sri Mulyani. Tapi saat ini sedang sedikit mengalami penurunan,” kata Ibrahim, Rabu, 24 September 2025.
Di sisi lain, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Purbaya saat ini masih belum diterima oleh pasar. Dari eksternal, data tenaga kerja AS mengalami penurunan dan penganguran bertambah, sehingga bank sentral AS atau Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya di Oktober 2025 mendatang sebesar 25 basis poin (bps).
“Sampai akhir tahun, kemungkinan besar total 50 basis point (suku bunga AS). Ini pun juga masih belum bisa mengangkat sentiment positif terhadap mata uang rupiah. Kenapa? Kejolak geopolitik di Eropa yang terus membara, di mana Rusia terus melakukan penyerangan, membombardir wilayah-wilayah Ukraina dengan drone dan menggunakan misil, sehingga mendapatkan kecaman dari Amerika maupun dari NATO,” tandasnya.
Baca juga: BI Stabilkan Rupiah Pascademo, Target Bisa Menguat ke Rp16.300 per Dolar AS
Berdasarkan sejumlah sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.870 hingga Rp16.720 per dolar AS hari ini.
“Rupiah sendiri kemungkinan besar masih akan melemah, ada kemungkinan besar di Rp16.870 sampai di Rp16.720 per dolar AS,” ungkapnya. (*)
Editor: Galih Pratama










