Rupiah Dibuka Melemah di Level Rp16.695 per Dolar AS, Ini Pemicunya

Rupiah Dibuka Melemah di Level Rp16.695 per Dolar AS, Ini Pemicunya

Poin Penting

  • Rupiah dibuka melemah tipis 0,01% ke level Rp16.695 per dolar AS, seiring sentimen global yang masih berhati-hati.
  • Data ekonomi AS jadi sorotan, mulai dari kenaikan tingkat pengangguran, pelemahan PMI manufaktur, hingga penantian rilis data inflasi (CPI).
  • BI menahan suku bunga di 4,75%, sementara rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp16.650–Rp16.710 per dolar AS hari ini.

Jakarta – Nilai tukar rupiah melemah pada awal perdagangan hari ini, Kamis, 18 Desember 2025. Rupiah dibuka di level Rp16.695 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah tipis 0,01 persen dibandingkan penutupan kemarin di Rp16.694 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan, tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) pada November 2025 naik menjadi 4,6 persen, tertinggi sejak 2021. Kondisi ini menegaskan adanya pendinginan pasar tenaga kerja secara bertahap.

Selain itu, data non-farm payrolls yang lebih kuat dari perkiraan, bersamaan dengan kenaikan tingkat pengangguran, dinilai tidak banyak mengubah ekspektasi pasar.

“Dengan investor masih memperkirakan setidaknya satu penurunan suku bunga Federal Reserve tahun depan,” kata Andry, Kamis, 18 Desember 2025.

Baca juga: Jaga Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen

Andry menambahkan, Indeks PMI Manufaktur Flash S&P Global AS turun menjadi 51,8 pada Desember 2025, terendah dalam lima bulan. Angka ini lebih rendah dibandingkan November 2025 yang sebesar 52,2 dan perkiraan pasar di level 52.

“Angka tersebut menunjukkan perbaikan yang lebih lemah dalam kondisi bisnis manufaktur, karena pertumbuhan produksi turun ke level terendah tiga bulan dan pesanan baru turun untuk pertama kalinya sejak Desember 2024,” ujarnya.

Dolar AS Menguat Tipis, Pasar Menanti Data CPI

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY), tercatat naik tipis ke level 98,3. Penguatan ini terjadi seiring pelaku pasar mencermati prospek kebijakan Federal Reserve untuk 2026. Gubernur Federal Reserve Christopher Waller kembali menegaskan sikapnya yang cenderung lunak terhadap suku bunga.

“Perhatian kini beralih ke laporan CPI yang tertunda yang dijadwalkan pada hari Kamis, yang diharapkan memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana tekanan harga berkembang,” tambahnya.

Kebijakan BI dan Proyeksi Rupiah

Di domestik, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di 4,75 persen untuk ketiga kalinya berturut-turut pada pertemuan kebijakan Desember 2025, sesuai dengan ekspektasi dan bertujuan untuk mendukung rupiah, meskipun ada tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi.

“Keputusan ini diambil setelah pemotongan kumulatif sebesar 150 bps sejak September tahun lalu, membawa suku bunga ke level terendah sejak Oktober 2022 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” tandasnya,

Baca juga: Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp16.667 per Dolar AS

Sehingga, Andry memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran level Rp16.650 hingga Rp16.710 per dolar AS hari ini,

“Pandangan kami rupiah hari ini akan bergerak di sekitar Rp16.650 hingga Rp16.710 per dolar AS,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62