Market Update

Rupiah Bisa Melemah ke Level Rp14.900 per Dolar AS

Jakarta – Nilai tukar rupiah terus melemah. Meski data inflasi cukup rendah di bulan Agustus 2018, ternyata tidak banyak memberikan sentimen positif ke rupiah. Pada perdagangan pagi ini (4/9) rupiah dibuka melemah 8 poin atau 0,05 persen ke level 14.823 per dolar AS. Rupiah bahkan diprediksi bisa melemah ke Rp14.900 per dolar AS.

Melemahnya nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini menyusul diperdagangan sebelumnya (3/9) yang berakhir ditutup melemah 105 poin atau 0,71 persen ke level Rp14.815 per dolar AS. Bahkan, nilai tukar rupiah terpantau lanjut melemah 30 poin atau 0,20 persen ke level Rp14.845 per dolar AS pada pukul 08.31 WIB hari ini.

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 4 September 2018 mengatakan, dolar AS diperkirakan masih akan terus menguat terhadap hampir semua mata uang kuat dunia terutama dolar Kanada dan Pound Sterling. Sehingga, hal ini juga memberi sentimen negatif terhadap pergerakan rupiah.

Baca juga: Rupiah Melemah Rp14.700, BI Tingkatkan Intervensi

“Perundingan perdagangan bebas yang buntu antara AS-Kanada masih mendorong ketidakpastian di pasar dan menjadikan dolar  kembali sebagai aset safe heaven. Penguatan dolar tersebut kemungkinan akan mendorong pelemahan rupiah hari ini,” ujarnya.

Meski adanya pengumuman Fitch Ratings yang kembali mempertahankan peringkat utang jangka panjang Indonesia di level BBB dengan outlook stabil, dan juga pengumuman data inflasi yang cukup rendah di Agustus 2018 sebesar 3,2 persen (yoy), yang kemungkinan besar tidak akan banyak membantu penguatan rupiah di hari ini.

“Rupiah kemungkinan bisa melemah ke level Rp14.800 – Rp14.900 per dolar AS,” tegasnya.

Berdasarkan data Indeks Manajer Pembelian (PMI ) Manufaktur China di bulan Agustus yang cenderung menurun ke level 50.6 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 50.8 kemungkinan besar dapat menjadi sentimen negatif bagi rupiah seiring kemungkinan melambatnya ekspor Indonesia ke China akibat perlambatan ekonomi China. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

IHSG Ditutup Naik 1,61 Persen, Dekati Level 7.100

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More

12 mins ago

Tok! Harvey Moeis Divonis 6,5 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Timah

Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More

57 mins ago

440 Ribu Tiket Kereta Api Ludes Terjual, KAI Daop 1 Tambah Kapasitas untuk Libur Nataru

Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More

1 hour ago

Aksi Mogok Massal Pekerja Starbucks Makin Meluas, Ada Apa?

Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More

2 hours ago

Mandiri Bagikan Ribuan Paket Natal, Sembako-Kebutuhan Sekolah untuk Masyarakat Marginal

Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More

3 hours ago

Simak! Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, dan BSI Selama Libur Nataru

Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More

3 hours ago