Jakarta–Nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS pada perdagangan hari ini (26/7) diperkirakan berpeluang mengalami depresiasi, setelah pada perdagangan sebelumnya mengalami koreksi tipis di Rp13.135 per US$.
Kendati terbantu dengan pergerakan harga minyak mentah dunia, namun menurut analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, laju rupiah dianggap belum cukup optimal memanfaatkan pelemahan Dolar AS.
“Meski dollar Indeks tertekan, namun penurunan harga minyak mentah dunia yang menyentuh area US$43 per barel membuat rupiah sempat berada di area 13.150,” ujar Reza dalam risetnya, di Jakarta, Selasa, 26 Juli 2016.
Reza menyarankan, agar para pelaku pasar untuk tetap mewaspadai adanya pelemahan lanjutan terhadap rupiah, seiring dengan harga komoditas yang cenderung melemah dan belum adanya katalis yang mampu menopang laju Rupiah.
“Pergerakan rupiah hari ini diperkirakan berada pada level support 13.155, sedangkan target resistance terdekat berada di posisi 13.114,” tukasnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, kondisi dollar index yang melemah 0,1%, telah membuat sejumlah mata uang dunia bergerak menguat, seperti Euro, Poundsterling, Dolar Australia dan Dolar Selandia Baru.
“Mulai terkoreksinya Dolar AS mampu dimanfaatkan pelaku pasar untuk melakukan aksi jual terhadap dolar. Meski dollar Index tertekan, namun gagal membuat rupiah untuk bergerak berbalik arah menguat,” tutup Reza. (*)
Editor: Paulus Yoga