Jakarta – Bank Indonesia (BI) diimbau untuk dapat menaikan kembali suku bunga suku bunga BI 7-day Reverse Repo Ratenya mengingat masih anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang telah mencapai Rp14.700.
Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira saat dihubungi oleh Infobank (31/8). Bhima bahkan menilai, BI perlu menaikan suku bunganya hingga 50 basis poin (BPS) pada bulan depan guna mengantisipasi fluktuasi ekonomi global.
“BI masih perlu naikan bunga 25bps hingga 50 bps lagi untuk mengimbangi Fed rate dan tekanan krisis Argentina dan Turki,” kata Bhima ketika dihubungi oleh Infobank, Jumat 31 Agustus 2018.
Baca juga: Sentimen Perang Dagang AS Buat Rupiah Anjlok Rp14.700
Selain itu koordinasi fiskal dan moneter juga dinilainya belum berjalan efektif, sebab terlihat ketidaksinkronan kebijakan yang telah dijalankan oleh pemerintah dan juga bank sentral.
“Moneter sudah intervensi cadangan devisa besar besaran sementara pemerintah melalui kementerian teknis belum melakukan terobosan kebijakan yang diperlukan,” kata Bhima.
Sebagai informasi saja, berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah pada hari ini (31/8) berada di angka Rp14.711 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan hari sebelumnya (30/8) yang ada di angka Rp14.655 per dolar AS. (*)