Jakarta–Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (23/5) berpeluang untuk menguat. Ruang penguatan rupiah yang masih terbuka ini sejalan dengan perbaikan rating oleh lembaga internasional Standard & Poor’s (S&P).
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta dalam risetnya, di Jakarta, Selasa, 23 Mei 2017. Menurutnya, penguatan rupiah bersamaan dengan potensi yield SUN yang mengalami penurunan belakangan ini.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa pergerakan dollar index terus melemah di tengah kisruh politik AS dan di saat yang bersamaan, harga minyak brent terus mengalami kenaikan bahkan hingga mendekati US$54 per barel, yang diprediksi terus menaik.
Kendati demikian, sentimen domestik masih akan menghampiri rupiah. Hal ini sejalan dengan kondisi tensi politik di domestik yang belum sepenuhnya mereda, yang dipercaya masih memberikan kekhawatiran di pasar keuangan. Saat ini, pelaku pasar tengah fokus pada angka inflasi Mei 2017 yang diperkirakan naik.
“Meski rupiah menguat merespon kenaikan peringkat utang oleh S&P ke level Layak Investasi, tetapi terlihat euforia yang tidak terlalu berlebihan bahkan penguatan IHSG di pembukaan Senin lalu, langsung berbalik menjadi pelemahan tajam pada penutupan,” ucap Rangga. (*)
Editor: Paulus Yoga