Jakarta–PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) melakukan penerbitan Sukuk Ijarah I RNI Tahun 2017 (Sukuk Ijarah) senilai Rp200 miliar. Penerbitan tersebut ditandai oleh penyerahan bukti transfer dana investor oleh PT Danareksa Sekuritas selaku arranger dalam transaksi tersebut kepada RNI.
Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo mengatakan, dana yang diperoleh dari penerbitan sukuk akan dipergunakan untuk membiayai produksi gula RNI pada masa giling 2017. Penerbitan sukuk ini juga dalam rangka mendukung program pemerintah dalam mendorong percepatan pengembangan sektor keuangan syariah.
Penerbitan Sukuk Ijarah tersebut menggenapi penerbitan Medium Term Note (MTN) RNI dengan total sebesar Rp665 miliar yang sebelumnya telah diterbitkan dalam dua tahap, yaitu MTN I RNI Tahun 2017 sebesar Rp77 miliar pada 13 April 2017 dan MTN II RNI Tahun 2017 sebesar Rp388 miliar pada 9 Juni 2017. Keseluruhan penerbitan MTN dengan jumlah Rp665 miliar tersebut dilakukan bersama-sama dengan PT Danareksa Sekuritas yang bertindak selaku sole arranger.
“Penerbitan Sukuk Ijarah I RNI Tahun 2017 ini merupakan bagian dari paket MTN RNI senilai total Rp665 Miliar. Sisa pendanaan kita arahkan kepada sistem syariah karena sesuai dengan himbauan pemegang saham agar RNI sebagai BUMN dapat masuk kedalam ekonomi syariah,” ujar dia dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu, 2 Agustus 2017.
Menurutnya, sistem pendanaan syariah sangat menjanjikan, hal tersebut dapat dilihat dari tingginya permintaan investor terhadap penerbitan Sukuk Ijarah ini. “Sukuk yang kami terbitkan mengalami over subscribe atau kelebihan permintaan. Nilai permintaan yang masuk sebesar Rp475 miliar, over subscribe 2,4 kali dari jumlah yang disediakan sebesar Rp200 miliar,” ucapnya.
Tingginya permintaan investor tersebut menunjukan bahwa RNI diakui sebagai perusahaan yang layak investasi. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya rating idA- (single A minus) dari Pefindo untuk surat berharga yang diterbitkan RNI. Selain itu, rating dari beberapa anak perusahaan RNI juga masuk dalam kategori investment grade, seperti PT PG Rajawali I dengan rating idA (single A) dan PT Phapros Tbk. yang juga memperoleh rating idA-.
“Kita akan terus dorong agar anak perusahaan RNI memiliki peringkat kelayakan investasi,” tuksnya.
Adapun, total MTN yang telah diterbitkan RNI Group pada tahun 2017 ini sebesar Rp865 miliar yang diterbitkan oleh RNI (sebagai induk perusahaan) dan PT Phapros Tbk. yang masing-masing sebesar Rp665 miliar dan sebesar Rp200 miliar. Secara keseluruhan, MTN tersebut diperuntukkan untuk membiayai modal kerja, penambahan kapasitas pabrik farmasi, serta ekspansi di sektor industri alat kesehatan.
Bagi PT Phapros Tbk. penambahan modal akan dipergunakan untuk peningkatan skala bisnis perusahaan khususnya di bidang farmasi dan alkes. Sementara itu, dana MTN RNI, di samping untuk modal kerja, digunakan untuk ekspansi industri alat kesehatan seperti X-ray dan Oksigen Terapi.
Pada tahun ini, RNI menganggarkan belanja modal alias Capital Expenditure (capex) sebesar Rp1,1 triliun, meningkat 286 persen dibanding tahun 2016. “Kedepan, kami akan lebih meningkatkan lagi potensi pasar modal sebagai salah satu sumber untuk pendanaan RNI,” tutup Didik. (*)
Editor: Paulus Yoga