Manila – Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman bantuan darurat senilai US$500 juta atau setara dengan Rp7,3 triliun (Rp14.600/US$) untuk membantu Pemerintah Indonesia membangun kembali Lombok dan Sulawesi Tengah yang mengalami bencana alam dan merenggut ribuan jiwa serta menghancurkan infrastruktur.
Pinjaman ini akan menyediakan pendanaan sesegera mungkin bagi rencana aksi pemulihan dan rehabilitasi pemerintah yang diarahkan pada kebutuhan penting seperti tempat tinggal sementara, perlindungan sosial dan pelayanan sosial, serta pemulihan ekonomi melalui bantuan dana, skema perkreditan, dan program-program peningkatan keahlian.
Direktur ADB untuk Divisi Manajemen Publik, Sektor Finansial dan Perdagangan Asia Tenggara Sona Shrestha mengatakan, paket bantuan komprehensif yang diberikan dari ADB ini akan menyediakan dukungan pembiayaan yang cepat dan fleksibel bagi pemerintah agar dapat memitigasi dampak buruk akibat bencana alam yang terjadi di Lombok maupun Sulawesi Tengah.
“Modalitas pinjaman yang disalurkan dengan cepat akan memastikan bahwa pemulihan pasca-bencana dan pembiayaan rehabilitasi dapat dipenuhi tanpa mengganggu pengeluaran pembangunan ekonomi dan sosial yang lain dalam anggaran negara,” ujar Sona Shrestha dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, seperti dikutip, Rabu, 21 November 2018.
Pinjaman yang dinamai Bantuan Darurat ini digunakan untuk Pemulihan dan Rehabilitasi dari Bencana yang Baru Terjadi (Emergency Assistance for Recovery and Rehabilitation from Recent Disasters), adalah bagian dari tanggapan ADB terhadap dua bencana alam yang melanda Indonesia, yaitu gempa bumi berskala 7,0 di Lombok pada bulan Agustus, serta gempa bumi berskala 7,4 dan tsunami di Sulawesi Tengah, pada bulan September.
Bencana ini telah menelan lebih dari 2.600 korban jiwa, melukai sekitar 18.000 orang, dan menyebabkan lebih dari setengah juta orang hidup dalam pengungsian. Perumahan dan infrastruktur publik mengalami kerusakan yang parah. Bencana alam Sulawesi Tengah khususnya teramat parah karena gempa bumi memicu tanah longsor, tsunami, dan fenomena likuefaksi yang menyebabkan tanah padat kehilangan stabilitasnya.
Kajian awal mengindikasikan kerugian sebesar US$2,2 miliar di provinsi terdampak. Selain menimbulkan korban jiwa dan kehancuran harta benda, bencana tersebut akan berimbas besar pada kehidupan masyarakat yang terdampak.
“Pertumbuhan kedua provinsi diperkirakan akan turun hingga separuh, lapangan pekerjaan akan menyusut, dan kemiskinan akan melonjak. Dukungan ADB akan membantu pemerintah memitigasi berbagai dampak tersebut, khususnya yang berimbas pada kaun perempuan, lanjut usia, dan kelompok rentan,” tambah spesialis manajemen publik ADB Robert Boothe.
Pinjaman ini merupakan bagian dari serangkaian upaya tanggap bencana ADB. Pada bulan Oktober, ADB menyetujui hibah darurat senilai US$3 juta yang berasal dari Dana Tanggap Bencana Asia Pasifik (Asia Pacific Disaster Response Fund) guna mendukung upaya pemerintah untuk memberi bantuan segera di Sulawesi Tengah.
ADB juga membantu pemerintah dengan bantuan teknis untuk kajian kebutuhan pasca-bencana dan perencanaan rekonstruksi. ADB juga sedang menyiapkan pinjaman proyek bantuan darurat senilai US$500 juta untuk mendukung rekonstruksi dan relokasi infrastruktur kritis dalam jangka menengah. ADB dan pemerintah juga sedang menyiapkan bantuan teknis untuk membangun kapasitas untuk menguatkan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keuangan dari rencana rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut. (*)