Poin Penting
- Indonesia dan Brasil menandatangani MoU pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) melalui kerja sama antara PLN dan perusahaan investasi multibisnis asal Brasil, J&F S.A.
- Kolaborasi ini memperkuat hubungan strategis dua negara dalam sektor energi, perdagangan, teknologi, pertanian, dan pertahanan sebagai bagian dari kemitraan global south.
- PLN menargetkan tambahan kapasitas 11,7 GW PLTA hingga 2034, guna mempercepat transisi energi hijau dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Jakarta – Pemerintah resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan investasi multibisnis asal Brasil, J&F S.A., untuk melakukan studi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia.
Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva di Jakarta, Kamis (23/10).
Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan, kolaborasi ini merupakan langkah strategis antara dua kekuatan ekonomi baru di kawasan global south untuk mempererat hubungan dan membuka peluang kerja sama lintas sektor.
“Kita berdua adalah kekuatan ekonomi baru yang tengah meningkat secara terus-menerus. Kita merupakan dua kekuatan global south. Karena itu, kerja sama antara Indonesia dan Brasil memiliki arti strategis dan kami berdua memandang sangat penting hubungan ini,” ujar Presiden Prabowo.
Baca juga: RI-Brasil Sepakat Perkuat Kerja Sama Strategis, Ini Detailnya
Ia menambahkan, pertemuan bilateral kali ini berlangsung intensif dan produktif. Kedua pemimpin sepakat memperkuat kerja sama di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, energi, teknologi, pertanian, hingga pertahanan
“Kita sudah punya defense cooperation agreement dengan Brasil dan ini dalam rangka ratifikasi. Tadi saya sebut di bidang energi juga kita sepakat, dan kita menandatangani kesepakatan di bidang energi yang cukup signifikan antara PLN dan pihak swasta. Di bidang ilmu pengetahuan dan penelitian kita juga telah melaksanakan kerja sama,” tutur Presiden Prabowo.
Brasil Dorong Kolaborasi Teknologi dan Perdagangan
Sementara itu, Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan bahwa Indonesia dan Brasil memiliki banyak kesamaan sebagai dua negara demokrasi besar di belahan selatan dunia yang ekonominya tumbuh pesat dan berorientasi pada keadilan sosial.
Baca juga: Indonesia-Brasil Sepakat Dorong Solusi Damai dan Reformasi Global
Karena itu, keduanya memikul tanggung jawab bersama untuk memperkuat hubungan ekonomi, perdagangan, serta kolaborasi teknologi yang berkelanjutan.
“Saya datang ke sini dengan harapan tinggi untuk memperbarui kemitraan strategis kita, menjalin perjanjian baru, tidak hanya perdagangan bilateral, tetapi juga berinvestasi dalam hal-hal baru seperti kecerdasan buatan, sentralisasi data, memperdalam hubungan ilmiah dan teknologi kita, meningkatkan hubungan antaruniversitas kita, dan yang terpenting, memiliki kebijakan perdagangan yang seimbang antara keduanya. Kebijakan ini haruslah saling menguntungkan,” ungkap Presiden Lula da Silva.
PLN Optimistis Kolaborasi Dukung Transisi Energi Hijau
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, kerja sama ini memiliki makna strategis di tengah upaya Indonesia meningkatkan pemanfaatan potensi besar energi air.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga air sebesar 11,7 gigawatt (GW) dalam satu dekade mendatang.
“Kami optimistis kerja sama ini akan menjadi enabler bagi percepatan pengembangan PLTA di tanah air. Melalui kolaborasi ini, kita tidak hanya berbagi pengetahuan dan teknologi, tetapi juga menjalankan tanggung jawab bersama untuk menghadirkan masa depan energi yang hijau, berkelanjutan, dan membawa manfaat bagi generasi mendatang,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra










