Jakarta – PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) sebagai emiten industri bioskop di Indonesia pada hari ini (2/8) secara resmi telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana Perusahaan akan meraup total dana sebesar Rp2,25 triliun.
Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), CNMA menerbitkan 8,33 miliar saham baru atau sebanyak 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan harga penawaran saham sebesar Rp270 per lembar saham.
Direktur Utama CNMA, Hans Gunadi, mengatakan bahwa pendanaan yang diperoleh dari IPO akan memperkuat permodalan dan mendukung perluasan jejaring bioskop Cinema XXI.
“Selain itu, IPO akan menjadi momentum bagi Cinema XXI untuk menjadi perusahaan publik dengan Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik dan meneguhkan komitmen kami terhadap Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG), termasuk mengokohkan komitmen kami dalam mengembangkan industri film Tanah Air,” ucap Hans di Jakarta, 2 Agustus 2023.
Baca juga: BEI Tunggu Regulasi OJK untuk Penyelenggaraan Bursa Karbon, Sampai Kapan?
Nantinya, sekitar 65% dari dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia dan berencana untuk menambah jumlah layar sekitar 10% per tahun hingga lima tahun ke depan yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
Kemudian, sekitar 15% dana bersih yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI, dan sisanya, sekitar 20% akan digunakan untuk pembayaran lebih awal sebagian pokok utang bank Cinema XXI.
Adapun, selama pada masa penawaran awal yang telah berlangsung pada tanggal 10–14 Juli 2023 dan masa penawaran umum yang telah berlangsung pada tanggal 27–31 Juli 2023 lalu, mengalami kelebihan permintaan atau oversubscription hingga 25,7 kali.
Oleh karena itu, pooling allocation mengalami peningkatan dari 2,5% menjadi 12,5% dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO Cinema XXI sebagai dampak dari oversubscription tersebut. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra