Jakarta – PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) sebagai salah satu perusahaan kontraktor pada hari ini (5/1) secara resmi telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Namun, berdasarkan statistik RTI Business pada pukul 09.15 WIB pergerakan harga saham ASLI mengalami pelemahan sebanyak 6 persen menjadi Rp94 per saham dari harga penawaran awal Rp100.
Padahal sebelumnya, harga saham ASLI sempat mengalami penguatan hingga posisi Rp133 per saham sebagai level tertingginya.
Baca juga: Asri Karya Lestari Siap IPO, Incar Dana Rp125 Miliar
Di mana, total frekuensi perdagangan saham ASLI mencapai 24 ribu kali dan volume perdagangan tercatat 396,04 juta saham, serta nilai transaksi harian sebanyak Rp40,41 miliar.
Melalui pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) tersebut, ASLI akan melepas sebanyak 1,25 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp50 per saham atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, serta dipekirakan akan meraup dana sebanyak Rp125 miliar.
Adapun, seluruh dana yang diperoleh dari IPO tersebut akan digunakan untuk menambah modal anak usaha PT Bumi Prima Konstruksi dan PT Manyar Perkasa Mandiri sebanyak 66,35 persen.
Selanjutnya, sebanyak 43,75 persen dari dana yang diraih akan digunakan PT Manyar Perkasa Mandiri untuk pembangunan batching planet dan pembelian mesin.
Baca juga: Kapitalisasi Pasar Modal RI Kalah dari Negara Tetangga, Ini yang Akan Dilakukan OJK
Direktur Utama ASLI, Sudjatmiko, menyatakan bahwa, dengan masuknya ASLI ke BEI melalui IPO menjadi bagian dari strategi Perseroan, untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik yang diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder kedepannya.
“Dengan hadirnya Perseroan sebagai pionir general contractor di lantai Bursa, diharapkan dapat membangkitkan semangat industri jasa konstruksi Tanah Air untuk semakin maju, berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ucap Sudjatmiko dalam keterangan resmi di Jakarta, 5 Januari 2024. (*)