Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) menyebut ancama resesi ekonomi Indonesia sudah di depan mata. Pihaknya pun memprediksi pertumbuhan ekonomi RI sepanjang 2020 akan terkontraksi kisaran -1,5% hingga -3%.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menilai, ekonomi RI akan mulai terkontraksi pada kuartal kedua dan ketiga tahun 2020 akibat masih tingginya peningkatan kasus positif covid-19 di Indonesia. Ia juga menyebut, resesi ekonomi di tahun 2020 bakal menjadi resesi kedua setelah Indonesia sepat mengalami resesi hingga -16,5% pada kuartal II-1998.
“Kalau terjadi resesi, ini merupakan pertama kali lagi sejak 1998 walau karakterisitik berbeda. Dimana tahun 2020 akan kontraksi dari -1,5 persen sampai -3 persen dari proyeksi CORE,” jelas Faisal melalui live video conference di Jakarta, Selasa 21 Juli 2020.
Lebih rinci dirinya menjelaskan, ekonomi -1,5% terjadi apabila puncak pandemi berada di kuartal III dan pemerintah tidak lagi memberlakukan PSBB. Namun bila kasus terus meningkat sampai kuartal IV kontraksi bsia lebih dalam hingga -3%.
Menurutnya penerapan PSBB cukup mempengaruhi konsumsi masyarakat. Oleh karena itu ekonomi sangat bergantung kepada kebijakan Pemerintah mengendalikan rantai penularan Covid-19. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Dari 1.057 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ada di Indonesia, hampir separuhnya… Read More
Oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group HIDUP makin berat. Awal 2025 semuanya menjadi… Read More
Direktur Utama PT Jasaraharja Putera Bapak Abdul Haris, memaparkan kinerja JRP Insurance sepanjang tahun 2024… Read More
Hadirnya Fitur Cardless Withdrawal memberikan kemudahan bagi nasabah BRI maupun bank lain yang terintegrasi dengan… Read More
Jakarta - Sinar Mas Land melalui anak perusahaannya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), secara… Read More
Jakarta – Rencana pemerintah mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen untuk sekolah internasional, mulai Januari… Read More