Resensi Buku A. Sonny Keraf: Etika Perbankan

Resensi Buku A. Sonny Keraf: Etika Perbankan

Judul: Etika Perbankan

Penulis: A. Sonny Keraf

Penerbit: PT Kanisius 

Tahun Terbit: 2021

Jumlah Halaman: 392 HALAMAN

ISBN: 978-979-21-6920-1

Dr. A. Sonny Keraf (lahir pada 1 Juni 1958 di Lamalera, Lembata, Nusa Tenggara Timur atau NTT) merupakan staf Pusat Pengembangan Etika dan staf pengajar Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, sejak tahun 1988 hingga sekarang.  

Pada 1999-2001, ia diangkat oleh Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup. Tahun 2004-2009, ia sempat menjadi Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI.

Kemudian, pada 2014-2019 ia dipilih menjadi Anggota Dewan Energi Nasional mewakili Unsur Pemangku Kepentingan Bidang Lingkungan Hidup. Pada 2015-2020 ia sempat menjabat sebagai Komisaris Independen Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Buku ini lahir dari pengalamannya selama menjalankan tugas di bidang perbankan. Buku yang terdiri dari delapan bab ini cocok dan bermanfaat bagi para mahasiswa yang mengambil studi bisnis, manajemen, dan perbankan. Selain itu, untuk pekerja perbankan yang baru meniti karir. Buku ini juga cocok dan relevan menjadi materi pendidikan dan pelatihan bagi pegawai di industri perbankan. 

Ulasan:

Sebagaimana dalam bisnis pada umumnya, dalam industri perbankan pun ada begitu banyak pihak dengan kepentingan masing-masing (para pemangku kepentingan, stakeholders) yang harus diperhitungkan dalam setiap pengambilan keputusan, padahal bisa saja kepentingan-kepentingan itu saling bertentangan.

Di hadapan opsi-opsi yang dilematis itu, atau gray area dalam istilah Badaracco, para bankir harus berani mengambil keputusan, bukan atas dasar suka atau tidak suka, like and dislike. Mereka harus berani mengambil keputusan tidak hanya berdasarkan pertimbangan teknis perbankan dan keuangan, melainkan juga atas dasar pertimbangan etis, dan siap bertanggung jawab atas keputusan tersebut, apapun risikonya.

Pendekatan dasar dalam buku ini bukan pendekatan teknis perbankan, keuangan, ataupun manajemen pada umumnya. Buku ini mengedepankan pendekatan etika, pendekatan filosofis normatif tentang apa yang seharusnya dilakukan para bankir, pengemban profesi perbankan, dan industri perbankan pada umumnya. 

Jika pendekatan teknis perbankan, keuangan dan manajemen meneguhkan dan memperkuat kompetensi teknis, maka pendekatan filosofis normatif meneguhkan dan memperkuat kompetensi moral para bankir. Sebagaimana ditekankan dalam buku ini, para bankir profesional tidak hanya membutuhkan kompetensi teknis, melainkan juga kompetensi moral.

Dalam arti tertentu, buku ini merupakan sebuah kombinasi yang menarik antara refleksi dan pemahaman normatif dari satu pihak dan pengalaman nyata penulis di bidang perbankan di pihak lain. Buku ini tepat bagi para mahasiswa yang mengambil studi bisnis, manajemen dan perbankan, maupun untuk pekerja perbankan yang baru meniti karir, dan mungkin saja jika dianggap relevan bisa menjadi materi pendidikan dan pelatihan bagi pegawai di industri perbankan. (*)

Related Posts

News Update

Top News