Jakarta – Kepercayaan publik terhadap sektor jasa perasuransian tengah diuji, usai beberapa kasus bayar yang terjadi. Reputasi sebuah perusahaan asuransi juga diyakini sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja bisnis.
Pakar Investasi dan Akademisi, Guru Besar IPMI International Business School, Roy Sembel mengamini keterkaitan antara reputasi terhadap kinerja perusahaan asuransi tersebut. Karena sifat asuransi itu jangka panjang, tentu tergantung dengan persepsi yang mengarah kepada reputasi.
“Reputasinya makin dipercaya, orang makin akan datang ke perusahaan anda. Kalau sudah nggak percaya tentu turun. Logisnya ada, tapi harus tetap di confirm dengan data. Bukan hanya data yang deskriptif, tapi nanti ada pengujiannya di beberapa perusahaan. Bukan cuman di satu perusahaan,” katanya dalam webinar bertema ‘Mengelola Risiko Reputasi, Menembus Kebuntuan, Memulihkan Kepercayaan Masyarakat terhadap Industri Perasuransian, Kamis, 9 Desember 2021.
Di kesempatan yang sama, Regulatory & Industry Security Engagement (RISE) Security Assurance Country Lead Amazon Web Services (AWS), Agustinus Nicholas Tobing mengatakan, jika ekspektasi yang menjadi persepsi terhadap suatu perusahaan itu baik, tentu akan meningkatkan reputasi perusahaan itu sendiri.
“Dan kalau dia (perusahaan) bisa menjaga reputasi itu, akan long term. Bukan hanya preminya saja, tapi orang akan berlomba-lomba untuk membeli sendiri (produk asuransi),” ujar Nicholas.
Sementara, Editor in Chief Infobank Media Group, Eko B. Supriyanto mengungkapkan, reputasi bagi sebuah perusahaan asuransi sangat penting. Reputasi yang baik tentunya dibangun dengan kepercayaan atau trust, tidak bisa hanya dengan pencitraan saja.
“Kalau reputasi itu harus dibangun dengan trust. Kalau pencitraan itu umurnya cepat luntur,” ucapnya. (*) Bagus Kasanjanu