Jakarta–Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) mengakui masyarakat masih minim akan pengetahuan investasi di pasar modal. Padahal investasi di pasar modal tidak selalu harus punya modal besar, karena ada instrumen investasi yang sangat murah seperti reksa dana.
Hal tersebut yang membuat jumlah investor instrumen investasi tersebut saat ini masih tergolong sangat sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah populasi di Indonesia.
“Saya kira itu yang jadi problem,” kata Ketua APRDI, Denny R Thaher di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 28 Januari 2016.
Denny mengatakan reksa dana sendiri merupakan sebuah kendaraan untuk mencapai tujuan. Reksa dana juga dinilainya bukan hanya untuk orang kaya, tetapi justru juga buat orang yang belum kaya, sehingga kedepan bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhannya.
Artinya untuk investasi di reksa dana, bisa dilakukan dengan cara menyisihkan sebagian penghasilan yang didapat atau dilakukan secara bertahap layaknya menabung.
“Sebenarnya reksa dana itu kan adalah sarana vehicle untuk capai satu tujuan mungkin masyarakat Indonesia masih kebanyakan bersifat saving, ada uang baru investasi,” jelasnya.
Kendati demikian, APRDI sendiri masih yakin, dengan sosialisasi yang dilakukan secara terus menerus, kedepan masyarakat dapat mengenal produk reksa dana jauh lebih baik.
Denny mengungkapkan, pihaknya optimis dapat menjaring lebih banyak investor reksa dana pada tahun ini. Sedangkan hingga tahun 2017, diharapkan total investor reksa dana ada sebanyak 5 juta investor.
“Saat ini investor baru sejumlah 250 ribu. Insya Allah, target sebanyak 5 juta investor pada tahun 2017 mendatang dapat tercapai,” ucapnya. (*) Dwitya Putra