Jakarta – Pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto dinilai telah memberikan sentimen positif terhadap pasar terutama pada nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara ketika dihubungi oleh infobanknews di Jakarta, Senin, 15 Juli 2019 mengatakan, momentum rekonsiliasi tersebut mampu membawa rupiah menembus angka kisaran Rp13.900/US$.
“Dari dalam negeri ada harapan rekonsiliasi Jokowi-Prabowo bisa membawa stabilitas politik dalam 5 tahun kedepan,” kata Bhima.
Tak hanya itu, pasar dinilai juga menanti hasil dari rilis neraca dagang RI yang telah dilansir BPS hari ini (15/7) dimana neraca dagang masih surplus sebesar US$200 juta. Walau begitu, Pemerintah juga masih harus mencermati ketidakpastian ekonomi global dengan adanya perang dagang antara China dan AS.
“Yang perlu dicermati adalah data China yang menunjukkan pelemahan pertumbuhan ekonomi dikuartal II menjadi 6,2% lebih rendah dari kuartal I. Artinya resiko perang dagang masih menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi China. Imbasnya bisa ke permintaan bahan baku dari Indonesia yang merosot,” jelas Bhima.
Sebagai informasi,berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini (15/7) rupiah berada pada level Rp13.970/US$ atau tercatat menguat 115 poin atau 0,81 persen dari posisi Rp14.085 pada Jumat (12/7). (*)
Editor: Rezkiana Np