Rekam Jejak Hery Gunardi, Direktur Utama BRI yang Baru

Rekam Jejak Hery Gunardi, Direktur Utama BRI yang Baru

Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) resmi mengangkat Hery Gunardi sebagai direktur utama (dirut) BRI, menggantikan posisi Sunarso yang telah menjabat dirut perseroan sejak 2 September 2019.

Penununjukan Hery tersebut bisa dibilang hal yang wajar. Pasalnya, selama menjadi bos PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery mampu membawa bank syariah terbesar di Indonesia tersebut bertransformasi dengan catatan kinerja yang moncer. Bahkan, saat ini BSI telah menjadi bank syariah ke-9 terbesar dunia dari sisi kapitalisasi pasar.

Jalankan Amanah dengan Baik

Menurut Hery, memimpin BSI maupun BRI memiliki kesamaan substansi, yakni sama-sama membangun perekonomian bangsa dari segi industri perbankan. Namun dengan sektor berbeda, di mana BSI bergerak di sektor perbankan syariah sedangkan BRI lebih fokus pada segmen UMKM.

“Amanah ini akan saya emban dan jalankan dengan sebaik-baiknya. Semoga ke depan BRI terus tumbuh dan memberikan nilai ekonomi maupun sosial yang seimbang sebagai BUMN melalui kebermanfaatan dan kontribusi yang berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia,” ujarnya dikutip 24 Maret 2025.

Baca juga: Hery Gunardi Jadi Dirut BRI, Direksi dan Komisaris BRI Dirombak Habis, Ini Daftarnya

Rekam Jejak Hery Gunardi

Pria yang menyandang gelar gelar Master of Business Administration dari Universitas Oregon di Amerika Serikat ini, memulai karier sebagai bankir di Bank Bapindo sebagai staf riset dan pengembangan pada 1991.

Dari situ, kariernya terus menanjak. Dia naik jabatan menjadi analis kredit bermasalah, Kepala Sub Bagian Sindikasi Surat Utang, hingga akhirnya berada di Divisi Treasury Bapindo pada 1998.

Ketika di Bank Mandiri, jejak kariernya semakin cemerlang. Pria kelahiran Bengkulu, 26 Juni 1962 ini pernah dipercaya beberapa posisi penting seperti Direktur AXA Mandiri Financial Services pada 2003-2006.

Di bank berlogo pita emas tersebut, Hery juga pernah menduduki kursi top management. Mulai dari direktur mikro dan ritel, direktur konsumer, direktur distribusions, direktur small business & network, hingga direktur consumer & retail transaction.

Adapun posisi tertingginya saat di Bank Mandiri adalah sebagai wakil dirut dan pernah menjadi pelaksana tugas plt dirut ketika Kartika Wirjoatmodjo diangkat jadi Wakil Menteri BUMN II oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kemudian melalui segudang pengalaman tersebut, Hery dipercaya membidani lahirnya BSI dengan proses merger 3 bank syariah anak usaha bank BUMN yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.

Hery pun ditunjuk sebagai Direktur Utama pertama di bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Penetapan itu dilakukan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada RUPSLB pada 15 Desember 2020 dan efektif menjabat pada 1 Februari 2021.

Baca juga: Tok! RUPST Setujui Dividen BRI Rp51,74 Triliun atau Rp345 per Saham

Bawa Kinerja BSI Moncer

Di bawah kepemimpinan Hery, BSI mencatatkan kinerja yang gemilang. Total aset BSI hingga akhir 2024 senilai Rp408,61 triliun. Angka itu tumbuh 15,55 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp353,62 triliun pada 2023.

Pertumbuhan aset tersebut tak terlepas dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 11,46 persen yoy menjadi Rp327 triliun pada periode yang sama. Juga pembiayaan yang naik 15,88 persen yoy hingga mencapai Rp278 triliun.

Dari segi laba bersih BSI mencapai Rp7,01 triliun pada 2024, tumbuh 22,83 persen secara tahunan dari Rp5,7 triliun pada 2023. Kenaikan kinerja BSI ini lebih tinggi dari laju pertumbuhan industri perbankan nasional, yang dalam kurun beberapa tahun terakhir tak terlepas dari kondisi ekonomi makro maupun mikro yang cukup menantang.

Dari sisi aset, BSI menempati peringkat keenam terbesar di industri perbankan nasional dengan laju pertumbuhan sebesar 15,55 persen secara tahunan. Sementara untuk DPK menempati urutan kelima terbesar di Tanah Air.

BSI juga mampu menempati peringkat 9 bank syariah global dari segi kapitalisasi pasar. Di mana hal tersebut ditargetkan dicapai tahun ini, namun realisasinya lebih cepat yaitu pada 2024.

“InsyaAllah dengan niat dan tekad yang lurus untuk terus memberikan kontribusi membangun ekonomi Indonesia, saya akan mengemban amanah di BRI dengan sebaik mungkin,” tutupnya. (*)

Related Posts

Top News

News Update