Jakarta – Holding BUMN Pangan atau ID Food yang baru diresmikan pada awal tahun lalu ternyata menaungi sejumlah anak usaha dengan fokus bisnis yang berbeda dari induknya di sektor pangan. Salah satu anak usaha itu, yakni PT Mitra Rajawali Banjaran yang memproduksi kondom.
“Ini kan dulu sebelum ada ID Food berada di bawah naungan Kementerian Keuangan semuanya. Jadi, gado-gado. Ada alat kesehatan farmasi, ada perkebunan. Dulu bahkan kita punya Phapros yang kita divestasi (pelepasan anak usaha) ke Bio Farma. Jadi, ya macam-macam,” tutur Direktur Utama PT ID Food, Frans Marganda Tambunan, pada acara Ngobrol Pagi Seputar BUMN (Ngopi BUMN) di Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2023.
Baca juga: Hadapi Dampak El Nino, Holding BUMN Pangan Kembangkan Benih Unggul Padi
Frans menjelaskan, bahwa pihaknya sudah mencoba melakukan divestasi PT Mitra Rajawali Banjaran ke Bio Farma pada tahun lalu. Namun, karena ada ketidakcocokan harga, pihaknya lalu menunda pelepasan anak usaha tersebut.
Lebih jauh dia menjelaskan jika saat ini pihaknya masih melakukan tindakan penyehatan bersama, di mana untuk sementara waktu ini, PT Mitra Rajawali Banjaran akan digunakan untuk mem-back up kapasitas produksi alat kesehatan di PT Rajawali Nusindo yang juga adalah anak usaha dari ID Food, sembari menunggu divestasi gelombang kedua.
“Mengingat di industri alkes (alat kesehatan) itu kan ada TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan Rajawali Nusindo itu kan juga mendistribusikan alkes cukup banyak, yang mana salah satu regulasinya itu kan menyatakan bahwa distributor alkes itu juga harus menjadi produsen,” jelas Frans.
Ia juga menyatakan bahwa pihaknya lebih mengutamakan divestasi kepada sesama BUMN. Di samping PT Mitra Rajawali Banjaran, ID Food juga melepas PT Perkebunan Mitra Ogan yang akan dialihkan ke Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III. Kemudian, ada pula PT Mitra Kerinci yang memiliki bisnis perkebunan dan pengolahan teh yang akan dilepas.
Divestasi juga akan menyasar salah satu anak perusahaan yang memproduksi karung. Namun, Frans tidak secara spesifik menyebutkan anak perusahaan yang dimaksud.
Baca juga: Sri Mulyani Usulkan Suntikan Modal untuk BUMN Dipercepat, Apa Alasannya?
Frans mengatakan, rencana divestasi empat anak perusahaan di atas sudah masuk dalam road map hingga 2025 mendatang. Dirinya berharap rencana divestasi anak perusahaan yang tidak berkaitan dengan bisnis pangan ini akan memperkuat kinerja bisnis perusahaan.
“Nah, untuk bisa menjadi perusahaan BUMN yang sehat kami sudah bisa melakukan roadmap sampai 2025 untuk kita melakukan perbaikan di holding pangan,” pungkasnya. (*) Steven Widjaja
Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan telah bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati… Read More
Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More
Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More
Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More