Refleksi Hari Migran Internasional, IOM Minta Dana Rp1 Triliun Atasi Krisis Palestina

Refleksi Hari Migran Internasional, IOM Minta Dana Rp1 Triliun Atasi Krisis Palestina

Jakarta – Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) meminta dana senilai USD 69 juta atau setara Rp1 triliun untuk menanggapi krisis di wilayah pendudukan Palestina dan mendesak akses kemanusiaan.

Dana tersebut diperuntukkan untuk mendukung tanggapannya terhadap meningkatnya kebutuhan kemanusiaan yang sangat penting bagi ratusan ribu warga sipil di wilayah pendudukan Palestina dan negara-negara tetangga yang terkena dampak permusuhan yang sedang berlangsung.

“Lebih dari satu juta orang meninggalkan rumah mereka di Gaza sejak kekerasan meletus pada tanggal 7 Oktober dan ratusan ribu warga sipil memiliki sedikit atau bahkan tidak ada akses sama sekali terhadap komoditas dasar termasuk makanan, air, listrik dan bahan bakar,” kata Direktur Jenderal IOM Amy Pope dikutip laman resmi iom.int, Senin 18 Desember 2023.

Baca juga: PM Israel Isyaratkan Ada Kesepakatan Baru Soal Gencatan Senjata

Selain itu, pihaknya menyebut memburuknya situasi keamanan di Tepi Barat dan daerah perbatasan antara Israel dan Lebanon telah menyebabkan sekitar 12.854 orang mengungsi secara internal, sebagian besar berasal dari Lebanon Selatan.

IOM pun menegaskan kembali seruan PBB untuk segera mengakhiri peningkatan kekerasan dan melakukan gencatan senjata kemanusiaan untuk mencegah bencana yang lebih besar. 

Sebab, akses kemanusiaan sangat penting untuk memungkinkan pengiriman bantuan kepada kelompok yang paling rentan dan terkena dampak serius, serta perjalanan yang aman bagi warga negara ketiga yang terjebak di Gaza. 

IOM telah menerima permintaan dari pemerintah untuk membantu 1.114 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, untuk kembali ke negara asal mereka.

“Menjelang minggu ketiga konflik, situasi kemanusiaan semakin memburuk pada tingkat yang mengerikan,” jelasnya.

“Ratusan ribu warga sipil terpaksa mengungsi dan banyak lagi yang tidak memiliki akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan sumber energi. Semua pihak yang terlibat dan komunitas internasional mempunyai tanggung jawab untuk segera mengamankan akses bagi pekerja kemanusiaan”.

Baca juga: Hamas: Biden Mulai Sadar Operasi Militer Israel di Gaza Tindakan Tak Masuk Akal

IOM telah memobilisasi tim di Mesir, Lebanon dan Yordania dan siap mendukung upaya kemanusiaan di Wilayah Pendudukan Palestina dan negara-negara tetangga, bekerja sama dengan pemerintah dalam permintaan evakuasi warga negara ketiga dan penyediaan pasokan bantuan penting.

Rencana respons IOM menargetkan sekitar 734.000 orang melalui berbagai kegiatan termasuk menyediakan tempat berlindung dan barang-barang bantuan utama, bantuan tunai, bantuan kesehatan dan pasokan medis, air, sanitasi dan kebersihan, dukungan kesehatan mental dan psikologis, perlindungan, dan bantuan pergerakan.

Refleksi Hari Migran Internasional

Sebagaimana diketahui, migrasi selalu menjadi bagian dari sejarah manusia, di mana orang-orang berpindah karena berbagai alasan. Fenomena ini memaksa banyak individu mencari peluang lebih baik dan menghindari konflik, kekerasan, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan.

Pada peringatan Hari Migran Internasional, 18 Desember 2023 sudah sepatutnya menjadi refleksi terkait perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) para migran di seluruh dunia.

Tak terkecuali dalam konflik perang Israel-Hamas yang tak kunjung usai. Bahkan, perang teranyar pecah saat ini, saat Hamas menyerang Israel 7 Oktober, dan dibalas Negeri Yahudi dengan gempuran serangan darat dan udara.

Perang Israel-Hamas ini pun menjadi perang paling mematikan di antara lima perang di Gaza bagi kedua belah pihak. Imbasnya, warga sipil Palestina harus mengungsi dari utara ke selatan Gaza.

PBB mencatat, pada awal pekan di bulan November, setidaknya 1,5 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka sejak perang dimulai.

Baca juga: Sepak Terjang Mahmoud Abbas, Presiden Palestina yang Berkuasa 18 Tahun

Migrasi warga sipil Palestina yang tidak ada habisnya, termasuk anak-anak, korban luka, dan orang lanjut usia terlihat bergerak ke selatan.

Di mana, sebagian besar berjalan kaki dan hanya membawa ransel kecil dan barang-barang penting. Di sisi lain, Israel pun berulang kali menargetkan dan menyerang warga sipil yang bergerak menuju ke selatan.

“Pertempuran di wilayah perkotaan Jalur Gaza telah mencapai tingkat kritis, ketika pasukan pendudukan Israel bergerak maju dan semakin dalam,” Tareq Abu Azzoum dikutip dari laporan Al Jazeera oleh Khan Younis. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News