Jakarta–Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengaku, kehadiran investasi Tiongkok semakin dirasakan di Indonesia. Tiongkok telah menjadi salah satu negara sumber investasi Indonesia sejak 2010 dan beberapa tahun belakangan ini.
Menurut Franky, dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi Tiongkok rata-rata tumbuh 66% per tahun, dari US$174 juta pada tahun 2010 menjadi lebih dari US$800 juta pada tahun lalu. Sementara dari sisi rencana investasi, total yang tercatat sejak 2010 senilai US$36 miliar.
“Rencana investasi dari Tiongkok tergolong besar. Namun tantangan yang kami hadapi adalah untuk merealisasikan rencana investasi tersebut. Rasio perbandingan antara rencana dan realisasi investasi Tiongkok masih di bawah 10%,” ujar Franky, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 26 November 2015.
Dirinya berharap, dengan adanya kegiatan-kegiatan kerja sama antara Indonesia dengan Tiongkok, dapat mendorong realisasi investasi. Dari data BKPM kumulatif Januari-September 2015, realisasi investasi Tiongkok mencapai US$406 juta dengan jumlah proyek mencapai 705 proyek.
Sementara itu, realisasi investasi kumulatif Januari-September 2015 mencapai Rp400 triliun, atau meningkat 16,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp342 triliun. Realisasi investasi PMDN, Januari-September meningkat 16,4% sebesar Rp133,2 triliun dan realisasi investasi PMA naik 16,9% sebesar Rp266,8 triliun. (*) Rezkiana Nisaputra