Keuangan

Realisasi Energi Terbarukan Butuh Waktu, Bos OJK Ungkap Tantangannya

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan bahwa sangat tidak realistis mengharapkan transisi energi terbarukan dapat menggantikan energi bahan bakar fosil dalam jangka waktu pendek.

Hal ini dikarenakan infrastruktur yang tidak memadai serta ketidakmampuan pembiayaan yang masih kurang. Di mana teknologinya membutuhkan biaya yang sangat tinggi dengan produktivitas yang rendah

Baca juga: Indonesia Dorong Pengembangan Biofuel Jadi Alternatif Energi Terbarukan

“Tidak adanya pembiayaan akibatnya beberapa pabrik batubara dibuka kembali di Eropa. Dan kurangnya pembiayaan untuk proyek-proyek hijau yang tidak menguntungkan,” ujar Mahendra dalam OJK International Research Forum, Senin 25 September 2023.

Mahendra pun mencontohkan, seperti di Inggris dalam transisi mobil listrik di mana Perdana Menteri Inggris mengumumkan untuk menunda pelarangan mobil berbasis bensin, atas dasar pembiayaan yang tidak memadai.

Dalam hal ini, Indonesia perlu melakukan penelitian atau riset berbasis bukti mengenai waktu yang diperlukan dalam proses transisi kendaraan listrik tersebut. Pun dengan biaya yang diperlukan yang mencakup proses dari hulu ke hilir.

“Kami dapat menghargai penambangan yang memberikan SDG’s dan juga memberikan dukungan untuk Industri Hilir. Kita perlu memastikan bahwa ekonomi berkelanjutan yang sedang dikembangkan di Indonesia didasarkan pada investasi bankable. Kita harus bijaksana dalam memilih energi terbarukan,” jelas Mahendra.

Baca juga: Transisi Energi Terbarukan Perkuat Ekonomi Kawasan

Misalnya, tambah Mahendra, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa energi angin atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) bukan merupakan sumber energi yang layak, dikarenakan investasi atau biaya tinggi dan produktivitasnya yang rendah.

“Saya mengangkat isu-isu ini karena pada akhirnya pertumbuhan ekonomi, menopang stabilitas sosial dan kedua pilar ini merupakan prasyarat untuk memenuhi komitmen perubahan iklim,” ungkapnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

9 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

9 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

12 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

13 hours ago