Jakarta — BRI Insurance kembali menjadi yang terbaik dalam “Rating 105 Asuransi versi Infobank 2020” di kelompok perusahaan asuransi umum berpremi bruto Rp1 triliun sampai dengan di bawah Rp2,5 triliun.
Berkat raihan total skor 92,58%, BRI Insurance – yang sebelumnya bernama BRINS General Insurance, mendapat predikat “sangat bagus” dan berhasil mempertahankan posisi puncak yang diraih pada rating tahun sebelumnya. Selain itu, BRI Insurance juga menorehkan prestasi lain, yakni mendapat predikat “sangat bagus” selama 11 tahun berturut-turut.
Asuransi umum yang dipimpin oleh Fankar Umran sebagai direktur utama ini menorehkan performa gelimang pada tahun 2019. Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birl), BRI Insurance mampu mencatatkan pertumbuhan premi bruto sebesar 15,60% year on year (yoy), dari Rp1,33 triliun menjadi Rp1,54 triliun. Pertumbuhan premi bruto tersebut menopang investasi BRI Insurance yang melonjak menjadi Rp1,18 triliun, atau tumbuh 35,96%. Investasi yang dikelola juga menghasilkan return yang sangat baik. Hasil investasinya tercatat meningkat 52,94% menjadi Rp54,10 miliar.
Bisnis yang tumbuh solid membuat total aset asuransi umum yang 90% sahamnya diakuisisi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dari Dana Pensiun BRI pada September 2019 ini terdongkrak. Menutup tahun 2019, total asetnya mencapai Rp2,59 triliun atau meningkat 8,80%. Dan perolehan laba sebelumnya pajaknya mencapai Rp242,51 miliar atau naik 18,84%. Dari sisi permodalan, BRI Insurance juga mencatatkan kenaikan 14,15% menjadi Rp841,10 miliar.
“Bicara bisnis asuransi, untuk bisa tumbuh dan sehat ada dua hal yang benar-benar menjadi perhatian, yaitu bagaimana menjaga pertumbuhan yang sustain dengan tingkat risiko yang terukur,” kata Fankar Umran kepada Infobank.
Ekspansi ke platform digital menjadi salah satu strategi yang menunjang kinerja BRI Insurance. Perseroan sudah merilis BRINS Mobile, aplikasi digital yang sangat memudahkan customer. BRI Insurance juga telah menjalin kemitraan dengan PT Futuready Insurance Broker untuk mendistribusikan produk BRINS OTO.
“Di era sekarang ini, kita harus mengubah bisnis model, dari konvensional menjadi lebih digital,” pungkas Fankar. (*) Ari Astriawan